Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Humor

Sendal Jepit yang Kejepit, Elit Pelit Jadi Rumit!

4 Januari 2012   02:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:22 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Kisah sendal jepit jadi berita elit.Buktinya, pemerhati anak, Seto Mulyadi bersedia mendampingi persidangan kasus AAL, pelajar Palu yang mencuri sandal anggota Brimob pada November 2010 lalu. Ia berharap kasus tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan dan tak mengorbankan sang anak. Seto menyayangkan bila menghukum anak cara-cara tangan besi dan kekerasan. November 2010, AAL bersama temannya lewat di Jalan Zebra, Palu, di depan kos Briptu Anwar Rusdi Harahap dan melihat sandal jepit yang kemudian diambilnya.Mei 2011, polisi tersebut kemudian memanggil AAL dan temannya dan langsung diinterogasi.

AAL juga dipukuli dengan tangan kosong dan benda tumpul. Selang beberapa waktu kemudian, kasus ini kemudian bergulir ke meja hijau dimanaAAL sebagai terdakwa pencurian sandal dan menghadapi tuntutan Jaksa , telah melakukan tindak pidana sebagaimana Pasal 362 KUHP tentang Pencurian dan diancam 5 tahun penjara.

Hingga hari, kita selalu dikejutkan berita-berita aneh sejenis di atas. Sebelumnya, petani mencuri semangka, perempuan tua pencuri kakao dan sebagainya.

Bila kita sepakat mencuri itu harus dihukum, mengapa yang elit menjadi kejepit proses persidangannya? Lihat saja Miranda Goeltom yang jelas-jelas berkepentingan dengan Cek Lawatan yang diberikan oleh Nunun, kenapa meskipelit untuk diproses hukum?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun