Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Humor

Resep Menjadi Penulis dan Atlet di Indonesia

5 Desember 2011   21:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:47 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Lebih baik menjadi ulama daripada menjadi atlit atau olahragawan bahkan menjadi penulis di tanah air. Tidak percaya? Lihat saja, nasib Elias Pical, juara tinju dunia, namun di akhir kariernya ia kemudian menjadi centeng dari sebuah usaha bisnis yang kerjanya mengamankan kepentingan tuannya. Demikian pula Marina Segedi, yang pernah menjadi atlet pencak silat dan mempersembahkan medali emas saat SEA Games di Filipina, 1981, untuk Indonesia. Begituusianya baru mencapai 47 tahun, ia harus berjuang keras membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga menjadi sopir taksi.

Bukan saja Pical dan Marina yang menjadi fakir di usia setengah bayanya.Hapsani, peraih medali perak dan perunggu di SEA Games 1981 dan 1983 sebagai mantan atlet lari estafet 4 x 100 meter ini terpaksa menjual medali yang diperolehnya ke pasar loak di Jatinegara Jakarta Timur, pada 1999.

Muhammad Hatta, sang suami terpaksa menjual semua media yang dimiliki demi memenuhi kebutuhan makan di saat sang suami menganggur, tutur Hapsani (50). Mereka hidup sangat memprihatinkan,karena masih menumpang di rumah orang tua Hapsani di daerah Salemba, Jakarta Pusat.Keduanyabergantung dari penghasilan Hatta yang bekerja serabutan, dantambahan dengan menjadi pelatih atletik untuk anak-anak di sekitar rumahnya. Namun, penghasilan yang didapat itu tentu saja tidak seberapa.

Kisah Pical, Marina dan Hapsani merupakan potretmantan atlet yang dulu pernah berjasa mengharumkan nama bangsa. Mereka terpaksa hidup pas-pasan, membanting tulang untuk menyambung hidup usai pensiun sebagai atlet nasional.

Bila gambaran atlet seperti itu suramnya, maka hendaknya para atlet yang baru saja mendapat bonusratusan juta dari SEA GAMES yang baru lalu di Palembang dan Jakarta hendaknya:

Pertama: Menabung dan menjalankan usaha sejak hari pertama mendapatkan bonus tanpa potong pajak.

Kedua: Beralih menjadi ulama atau pendeta bagi kaum/ummat sesuai agamanya. Karena hingga hari ini profesi yang satu ini belum pernah diberitakan ada kebangkrutan.

Ketiga: Rajin-rajin puasa dan sabat agar tidak menjadi fakir dalam soal memenuhi kebutuhan pangan di kemudian hari, atau minimal sudah terlatih dalam menghadapi kekurangan pangan.

Keempat: Membeli rumah/mencicil rumah BTN dari sekarang agar tidak nomaden.

Kelima: Menjadi agen koran, khususnya agen Surabaya Pagi (SP). Untuk yang satu ini berlaku untuk seluruh atlet yang berasal darimanapundengan syarat mau tinggal di seluruh wilayah Jawa Timur dan dapat menghubungi SP di kawasan Jawa Timur.

Pengalaman yang dialami atlet atau olahragawan juga akan menjadi pelajaran yang berharga bagi para penulis di kompasiana.

Ha ha ha

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun