Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Neraka Lalu Lintas Jakarta

10 Agustus 2011   03:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:56 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Neraka lalu lintas Jakarta terpaksa kami terima Selasa(9/8) menjelang jalan ke TB Simatupang, Jakarta Selatan. Padahal hari sudah di atas pukul 5 sore, ketika berangkat dengan angkot dari arah Terminal Pasar Minggu. Duh, malah sedang  mengejar waktu berbuka? Kok macet ya,  padahal jalanan yang tengah kami  lalui saat ini bukan jalan utama seperti Jalan Jenderal Sudirman atau Jalan Gatot Subroto, tapi mengapa macet luar biasa sore itu? Apakah Indonesia telah menjadi salah satu negara industri seperti Jepang atau Korea sehingga dimaklumkan macet? Ah, peduli amat! Urusan macet sudah ada ahlinye! [caption id="attachment_123817" align="alignnone" width="320" caption="Inilah neraka lalu lintas Jakarta:semua ingin cepat, semua tidak suka macet!"][/caption] Angkot Kijang 36 baru saja melewati Gedung Republika  dari Jalan Buncit Raya dan melewati Jalan Pejaten Raya  ke arah Jalan Ampera menuju arah Gedung Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.  Huh, bumi manusia! Macet sekali suasana lalu lintas sore itu. Bayangkan andai saja penuhnya mobil dan kendaraan lain tidak memakai Oli TOP 1 dimana produk Olie TOP 1 kelas elitnya dipamerkan dalam ‘Exhibition’,  di Kemayoran selama  sepekan di Kemayoran hingga 31 Juli 2011? Dimana kami tahu salah satu stand dari Indonesia Internasional Motor Show (IIMS), di Jakarta International Expo Kemayoran dengan  memamerkan  rangkaian produk baru TOP 1 Evolution Series yang baru-baru ini telah diaplikasikan ke dalam jantung pacu Lotus dan Mercedes-Benz, tentulah suasana  dengan udara pengap Jakarta  sudah pengap akan  semakin pengap! Padahal Jakarta perlu jenis oli yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat, yaitu ramah lingkungan. Dan untuk jenis Oli TOP 1 merupakan  pelumas yang sangat bandel, ramah lingkungan dan pergantian oli tidak terlalu sering alias bisa menghemat budget pemakai kendaraan. Bagi para pengendara motor sekalipun menurut para ahli otomotif ,  Oli TOP 1 sangat cocok dalam mendukung program pemerintah Go Green dan ramah lingkungan. Buktinya,  mesin motor jadi lebih awet dan Oli sintetik yang encer membikin performa yang stabil dan mesin motor  tidak cepat panas. Namun, apapun penjualan Oli TOP 1 tidak akan banyak berguna bila sebagian keuntungan perusahaan tidak dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk Corporate Social Responsibility ( CSR) bagi perusahaan swasta atau Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di perusahaan-perusahaan BUMN. Menurutku, untunglah TOP 1 Oil Products Company USA adalah produsen pelumas independen yang tidak terikat pada sumber base oil/aditif tertentu, sehingga selalu dapat memilih bahan-bahan dasar terbaik untuk produk pelumas TOP 1 dan diharapkan dengan peningkatan mutu produk dan keuntungan yang signifikan hendaknya mampu menyumbangkan CSR kepada masyarakat melalui berbagai pintu, antara lain melalui situs Kompasiana. Sayangnya, jumlah hadiah terbilang sangat kecil, karena hanya bertotal 8 juta untuk 3 pemenang. Coba, andai  saja mampu menaikkan total hadiah sebanyak 100 juta rupiah bagi 3 pemenang, dengan perincian sebagai berikut: Pemenang pertama, 50 juta Rupiah; pemenang kedua, dengan hadiah 30 juta Rupiah; dan pemenang ketiga dengan hadiah sebesar 20 juta Rupiah! Bila usulanku diterima, niscaya seluruh mata kompasianers akan rela membelalak hingga larut malam demi menghasilkan karya-karyanya. Bahkan di tengah  macetnya lalu lintas kemarin, dimana jarak 1 kilometer ditempuh 45 menit, maka kurasa sudah akan 1 rilis dapat kukirim lewat laptop yang kupakai dalam angkot sekalipun! Tapi, Jakarta memang benar-benar telah menjadi neraka dalam berlalu-lintas. Selasa sore kemarin, rencana berbuka puasa bareng rekan usaha akhirnya gagal! Meski demikian, sebagai penumpang dalam kendaraan umum, aku masih juga berkhayal," seandainya memenangkan hadiah dari lomba Oli Top 1 di Kompasiana, tidak pun 50 juta Rupiah, 5 juta Rupiah pun jadi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun