Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Suara Kita Suara Hening

12 Mei 2011   09:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:48 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa buku "Suara Kita Suara Hening" kini dicari orang?  Apakah isi buku itu sangat penting dalam menyampaikan kritik oto kritik? Atau karena yang membacanya mewakili elemen masyarakat? Seperti: [caption id="attachment_107600" align="alignnone" width="240" caption="Letjen (Purn) Kuntara, mantan Dubes RI di China"][/caption] [caption id="attachment_107601" align="alignnone" width="240" caption="Bambang Sulistomo, Dewan Integritas Bangsa"][/caption] [caption id="attachment_107603" align="alignnone" width="240" caption="Abdul Malik Rizal (Amrizal), pimpinan masyarakat mikro "][/caption] [caption id="attachment_108038" align="alignnone" width="240" caption="Suparman, pengusaha baru tambang "][/caption] Apa sebenarnya isi buku yang menjadi pemicu kemarahan aktivis di lapangan ini? Sampai saat ini  SP belum dapat menggali apa yang menjadikan buku ini menarik untuk dibaca.  Maklum, baru Jumat 20 Mei 2011 buku  SKSH di-launching di Jakarta Media Center (JMC), Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun