Kegundahan kaum perempuan semisal Halimah Agustina Kamil juga merupakan kegundahan kaum perempuan lain. [caption id="attachment_90980" align="alignnone" width="100" caption="Ujung mata memang misteri yang berlanjut:Cinta pandangan pertama tidak selamanya tahan pada nafsu pada pandangan yang bukan pertama. Dikutip dari google.com"][/caption] Perempuan ini yang harus mengakhiri kehormatan perkawinannya memang menjadi cerita menarik bagi semua orang bila kita kaji seksama. Perempuan berdarah Minang ini harus menerima kenyataan, bahwa cinta pada pandangan pertama pada akhirnya harus dikalahkan oleh nafsu pada pandangan yang bukan pertama. Ia harus mengakui, bahwa tak selama cinta itu indah apabila seks masih yang paling utama bagi kaum lelaki hingga kini. Itu harus diakuinya, setelah permohonan Peninjauan Kembali (PK) Bambang Trihatmodjo pada akhirnya dikabulkan Mahkamah Agung. Atas Keputusan MA, untuk sementara Halimah mengakui kisah sayang pasangan yang telah dikaruniai tiga orang anak, dan dua cucu itu berakhir di ujung kerlingan suguhan perempuan muda lainnya yang membetot cinta dan perhatian Bambang. Konon awal berseminya cinta Bambang Trihatmodjo-Halimah Agustina Kamil saat mereka sama-sama menuntut ilmu di Inggris, lebih dari tigapuluhan tahun silam. Meski itu adalah awal berkenalan, rupanya jatuh cinta pada pandangan pertama, love at the first sight. Pertemuan itu membuat hati Bambang mpot-mpotan dan tiada kuasa membendungnya. Kemudian diputuskannya mengejar pujaan hatinya sampai ke New York. Di kota itu, Baby – panggilan kesayangan Halimah - bermukim mengikuti tugas ayahandanya, Abdullah Kamil, yang menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa. Lelaki Minang yang kurang suka dengan militer harus pasrah melihat putri bungsunya dipersunting oleh putra seorang purnawirawan jenderal yang berkuasa di republik ini. Perlawanan yang dilakukan cuma satu, yaitu menolak mengenakan busana pria adat Jawa -- kain batik, beskap, dan blangkon -- saat resepsi ngunduh mantu pernikahan Halimah-Bambang yang digelar keluarga Soerharto, di Jakarta, 24 Oktober 1981… dan inilah pertanda yang mengawali semua kegundahan Halimah pada akhirnya… Beda kisah cinta yang dijalin Pangeran Charles, ia menikah dengan bukan perempuan pada pada pertamanya. Dan, setelah meninggal sang istri dari bukan pandangan pertama, ia kini kembali kepada perempuan yang (mungkin) tambatan hatinya pada pertama kalinya. Kedua lelaki Charles dan Bambang memang berlainan bangsa, namun sama-sama lelaki: tentu sama-sama punya ulah yang mirip...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H