Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Wikileaks, Siapa Takut?

12 Desember 2010   14:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:47 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini wikileaks versi google.com bukan iki leak (Bali) Hebohnya dunia karena situs Wikileaks yang membocorkan rahasia diplomatik  Amerika hendaknya tidak perlu membuat takut pemerintah Indonesia. Apalagi diketahui,bahwa situs Wikileaks yang telah mampu  membocorkan dokumen-dokumen kawat diplomatik Departemen Luar Negeri Amerika Serikat memiliki lebih dari 3 ribu kawat diplomatik yang dikirimkan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dan Konjen di Surabaya. Hendaknya Kementerian Komunikasi dan Informatika   melakukan kajian terhadap konten-konten informasi yang tersebar di Wikileaks. Siapa tahu,  meski  diklasifikasi konten informasi  ada yang dikategorikan melanggar perundangan yang ada di Indonesia, seperti Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik serta Keterbukaan Informasi Publik namun  bukan  rahasia negara sehingga layak diketahui publik secara luas. *) Keterangan http://id.wikipedia.org/wiki/WikiLeaks WikiLeaks atau Wikileaks adalah organisasi internasional yang bermarkas di Swedia.[2] Situs Wikileaks menerbitkan dokumen-dokumen rahasia sambil menjaga kerahasiaan sumber-sumbernya. Situs tersebut diluncurkan pada tahun 2006. Saat ini alamat situs telah dialihkan ke http://www.wikileaks.ch untuk alasan keamanan. Organisasi ini didirikan oleh disiden politik Cina, dan juga jurnalis, matematikawan, dan teknolog dari Amerika Serikat, Taiwan, Eropa, Australia, dan Afrika Selatan.[1] Artikel koran dan majalah The New Yorker mendeskripsikan Julian Assange, seorang jurnalis dan aktivis internet Australia, sebagai direktur Wikileaks.[3] Situs Wikileaks menggunakan mesin MediaWiki. WikiLeaks telah memenangkan beberapa penghargaan, termasuk New Media Award dari majalah Economist untuk tahun 2008.[4] Pada bulan Juni 2009, WikiLeaks dan Julian Assange memenangkan UK Media Award dari Amnesty International (kategori New Media) untuk publikasi tahun 2008 berjudul Kenya: The Cry of Blood – Extra Judicial Killings and Disappearances,[5] sebuah laporan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Kenya tentang pembunuhan oleh polisi di Kenya.[6] Pada bulan Mei 2010, New York Daily News menempatkan WikiLeaks pada peringkat pertama dalam "situs yang benar-benar bisa mengubah berita".[7] Pada Juli 2010, situs ini mengundang kontroversi karena pembocoran dokumen Perang Afganistan.[8] Selanjutnya, pada Oktober 2010, hampir 400.000 dokumen Perang Irak dibocorkan oleh situs ini. Pada November 2010, WikiLeaks mulai merilis kabel diplomatik Amerika Serikat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun