[caption id="attachment_289179" align="alignnone" width="247" caption="Enakkah macet?google.com"][/caption]
Semakin tinggi pohon semakin kuat pula angin yang meniupnya, dan semakin tinggi jabatan seseorang di pemerintahan dengan  kendaraan dinasnya,hendaknya semakin pupulis pula kebijakan yang diambilnya.
[caption id="attachment_289156" align="alignnone" width="223" caption="Labrak separator, google.com"][/caption]
Begini ceritanya, diawali Perdana Menteri Inggeris,David Cameron yang ingin memotong pengeluaran belanja pemerintah dengan memerintahkan kepada para menteri untuk naik kereta umum atau yang biasa di sebut the Tube.
[caption id="attachment_289159" align="alignnone" width="236" caption="Ada BusWay jadi2an, google.com"][/caption]
Bila selama ini ia mendapat mobil dinas lengkap dengan supirnya, setelah dihitung menghabiskan lebih dari 10 juta pound pertahun (sekitar Rp 140,3 miliar).
[caption id="attachment_289162" align="alignnone" width="222" caption="Pusing deh, google.com"][/caption]
Hebatnya, para menteri mendukung kebijakan penghematan ini dan bersedia naik kereta umum sebagaimana yang dilakukan masyarakat demi menghindari polusi dan penghamburan dana dan energi.
[caption id="attachment_289164" align="alignnone" width="275" caption="Neraka Semanggi, google.com"][/caption]
Apakah ini mungkin dilakukan pemerintahan SBY? Di sini, sudahlah tidak mampu mengatasi kemacetan, masih juga minta didahulukan perjalanannya….Perlu, political will yang serius, bukan anget-anget tahi ayem! Dan, tidak cukup dilakukan oleh kingkong kecil....
[caption id="attachment_289169" align="alignnone" width="224" caption="Tidak cukup kingkong kecil, google.com"][/caption]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI