Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berterimakasihlah Pada Pemuda dan Buruh

15 Agustus 2010   10:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:01 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dengan heroik sekelompok pemuda yang dipimpin oleh Sukarni menculik 2 tokoh penting Sukarno-Hatta demi keinginan mereka agar kedua orang ini berani menyampaikan kemerdekaannya pasca menyerahnya Jepang pada Sekutu 15 Agustus 1945. Namun, itu adalah cerita 15 Agustus 1945 hingga 16 Agustus. Terjadinya peristiwa penculikan yang dikenal sebagai Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta dinilai sebagai titik awal kemerdekaan yang kemudian akhirnya dikumandangkan pada 17 Agustus 1945.

Kedua tokoh sentral ini dianggap sangat berkompeten pada waktu itu dalam memimpin Negara ke depan. Mereka dibujuk oleh para pemuda untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air Peta Rengasdengklok. Awalnya, Soekarno menolak, namun demi memaksa kebuntuan itu berakhir, ia dan Mohammad Hatta diculik oleh kelompok pemuda Indonesia ke Rengasdengklok, Karawang, tidak jauh dari Jakarta untuk mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia.

Kisah 65 tahun itu masih diingatnya sedikitnya oleh cerita lisan danbuku bacaan yang dibaca oleh ahli waris Jiaw Kie Siong yang saat ini tengah pusing bukan karena tidak sanggup lagi membiayai perawatan rumah bersejarah yang terletak Dusun Kalijaya, Rengas Dengklok, Karawang, Jawa Barat. Untuk itu, mereka berniat menjual rumah yang pernah menjadi tempat persinggahan Soekarno dan Mohammad Hatta sehari sebelum Proklamasi Kemerdekaan. Cicih,

Ahli waris Jiaw Kie Siong, Minggu(15/8)mengatakan sewajarnyapemerintah mengerti kondisi mereka yang dalam kesulitan ekonomi. Bayangkan sebulan ahli waris harus mengeluarkan uang Rp 500 ribu untuk biaya perawatan rumah tersebut belum lagi kebutuhan hidup lainnya. Tentu uang yang ada pada mereka tidak mencukupi meskiada juga didapat dari sumbangan pengunjung yang datang berkunjung. Namun, itu jumlahnya tak pernah pasti. Sedangkan bantuan pemerintah pusat maupun daerah tak pernah ada secara rutin. Wajarlah bila Cicih berniat untuk menjual rumah tersebut dan akan pindah ke tempat lain yang lebih memudahkan dirinya dan anggota keluarga lain untuk hidup secara layak.

Sebagaimana yang dicatat oleh sejarah, di rumah Jiaw Kie Siong, Bung Karno dan Bung Hatta pernah diculik pemuda Indonesia. Keduanya didesak segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Selain menjadi tempat merumuskan teks proklamasi, rumah tersebut juga menjadi saksi sang saka Merah Putih pertama yang dijahit oleh Fatmawati.  Mendengar berita kekalahan Jepang, kelompok pemuda dengan kelompok bawah tanah pimpinan Sutan Syahrir, bersepakat bahwa inilah saat yang tepat untuk memproklamirkan kemerdekaan. Sukarni, Wikana dan kelompok pemuda lainnya mendesak Soekarno dan Hatta, tapi mereka berdua menolak. Terjadi perdebatan sengit. Akhirnya, dengan tujuan menjauhkan Soekarno-Hatta dari “pengaruh” Jepang, kedua pemimpin itu “diculik” ke Rengasdengklokoleh kelompok pemuda dengan pimpinan Sukarni.

Melalui perdebatan yang sengit, akhirnya semua pihak kemudian bersepakat bahwa proklamasi kemerdekaan dilakukan pada 17 Agustus 1945 dan itulah yang terjadi. Selanjutnya, Sukarni bekerja mengemban amanat kemerdekaan, bahu-membahu bersama kelompok pemuda lainnya. Sukarni membentuk Comite Van Aksi(semacam panitia gerak cepat) pada 18 Agustus 1945 yang tugasnya menyebarkan kabar kemerdekaan ke seluruh Indonesia. Khusus untuk para pemudanya dibentuk API (Angkatan Pemuda Indonesia) dan untuk buruh dibentuk BBI (Barisan Buruh Indonesia) yang kemudian melahirkan laskar buruh dan laskar buruh wanita.

Bila melihat kenyataan di atas, hendaknya pemerintah sekarang menyadari,bahwa negara ini didirikan dari kekuatan pemuda dan buruh, dengan melibatkan etnis Cina sekalipun. Janganlah mereka disia-siakan dan menjadi komunitas politik semata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun