Salam Olah Raga,
Entah rasionalitas apa yg mendasarinya, Pengiriman Timnas U-19 abal abal untuk kejuaraan AFF jelas telah mencoreng muka persepakbolaan Indonesia.Kekalahan dari Thailan setengah Lusin sungguh memperlihatkankan Bodohnya kita mengelola bakat alam yang sangat kaya ini.
Setelah sebelumnya "berakrobatik" dengan lebih mengirim Timnas tanpa Juntrungan U 21 (Sriwijaya plus plus) untuk sebuah turnamen berkelas di Spanyol dengan mengorbankan Asa dan Angan Timnas UÂ 19, sepertinya BTN/PSSI bukanlah institusi yang patut diberi amanah mengelola bakat alam dari pesepakbola di negara ini.
Kerja amatiran PSSI secara umumnya juga menunjukkan buah yg tak kalah pahit dalam gelaran kompetisi Jeggernya. Verifikasi abal-abal yg dilakukan dalam menyeleksi kontestan Isl, hari ini memberikan sebuah fakta yang sudah diramalkan jauh hari oleh sebagian besar fihak yang Miris dengan Polah dan Tingkah penguasa tunggal persepakbolaan dinegara ini.
Tiga dari empat tim yang hari ini menemui nasib tragis sejatinya adalah klub Kampung yang tidak pantas untuk berlaga dengan standar yg senantiasa didengung-dengungkan oleh PSSI/Isl.
Namun tabiat para petinggi yang Arogan ini menjadi bukti, bahwa kompetisi kasta tertinggi negri ini masih menerapkan sistim Rodi dan Kerja Paksa. Mengeluhnya pelatih Persita ditengah ketidakberdayaan kuli lapangan hijau skuad Persita adalah cerita yang berulang dari Persepakbolaan yang dikelola para Bandit dinegara ini.
Kekalahan timnas U-19 B(Bimsalabim) dari Thailan sore tadi, jelas sebuah Blunder bodoh BTN, walaupun mereka bisa saja berkilah tim ini sebagai bagian dari taktik "Mengelabui calon lawan diajang Piala Asia mendatang.
Namun menjadikan anak anak yang tidak dipersiapkan secara matang sebagai sebuah tumbal, adalah pemikiran PRIMITIF BTN/PSSI dan Tim.
Belajarlah dari orang Sukses adalah nasihat bijak para pendahulu. Namun jika para petinggi Pssi/BTM masih kepala Batu, maka tunggulah kehancuran persepakbolaan ini semakin dalam lagi,,,
Wassalam
SPR