Politik itu menarik. Ibarat mendaki gunung, kita bisa mengetahui personality seseorang ketika dirinya ikut menjajal terjalnya tangga kekuasaan. Khususnya ketika seseorang tersebut ikut berlaga di kontestasi panggung politik.
Banyak ragam karakter manusia yang terpampang saat 'nanjak'. Ada yang memang memegang komitmen dari awal pendakian hingga ke puncak untuk tetap bersama-sama, baik itu susah atau pun itu bahagia. Ada juga yang kerjanya hanya 'merengek-rengek' dan menggerutu, salahkan ini dan itu. Selain itu, ada juga jenis manusia yang sok tau medan dan menjual masa lalu kalau dia adalah pecinta alam sejati.
Terlepas dari berbagai karakter diri tersebut, ketika mereka 'nanjak', mereka tetap disebut pendaki. Tak ada klasifikasi pendaki tanggguh, pendaki bawel, atau pun pendaki omdo (omong kosong). Hal yang sama juga berlaku dalam dunia politik. Setiap yang nyemplung dalam dunia politik disebut sebagai politisi.
Dalam tahun-tahun politik, adalah fenomena umum ketika para politisi berlomba-lomba turun ke lapangan guna mendengarkan keluhan rakyat. Ada yang benar-benar tulus memperjuangkan harapan rakyat, ada juga yang sekedar mendulang suara rakyat. Bahkan ada juga politisi yang menunjukkan perhatian dengan memberikan sembako sambil tersenyum dan berbisik memohon dukungan.
Oleh karena itu, hal terpenting dalam membaca siapa yang patut dijadikan panutan (pemimpin) dalam kontestasi politik selain personality adalah visi dan gagasan yang ditawarkan. Karena dua hal ini bisa ditagih dan dimintai pertanggungjawabannya.
Darman Sahladi-Maskar Kuasai Debat Publik Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati 50 Kota
Debat publik Pilkada Serentak 2020 calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten 50 Kota diselenggarakan pada Rabu (18/11). Empat paslon Bupati dan Wakil Bupati; Muhammad Rahmad-Asyirwan Yunus (nomor urut 1), Darman Sahladi-Maskar M Datuak Pobo (nomor urut 2), Safarudin Datuak Bandaro Rajo-M Rizki Kurniawan Nakasri (nomor urut 3), dan Ferizal Ridwan-Nurkhalis dengan nomor urut 4, menyampaikan visi-misi untuk 50 Kota  ke depan.
Dari debat yang menampilkan kwalitas dan performa masing-masing paslon tersebut, terlihat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 2, Darman Sahladi-Maskar tampil paling bagus dan sempurna. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada paslon ini 'dilahap' semuanya, dijawab dengan lugas, berbobot, dan tegas. Saat memberikan pertanyaan kepada paslon lain pun, paslon yang diusung Demokrat-PAN-Nasdem ini juga terlihat santun.
Dari empat paslon yang berlaga untuk Pilkada Kabupaten 50 Kota, terlihat Darman Sahladi-Maskar dalam menyampaikan visi-misi sangat menguasai apa yang diucapkannya. Tidak terlihat tegang dari air muka mereka berdua. Hal ini berbeda jauh dari kandidat lainnya. Ketenangan Darman Sahladi-Maskar ini bisa jadi buah dari kematangan pengalaman, karakter kepemimpinan, atau ketulusan memperjuangkan harapan rakyat.
Tak dapat dipungkiri, dengan ketenangan yang dimiliki paslon Darman Sahladi-Maskar membuat paslon lainnya kecele. Misalnya, saat Darman melontarkan pertanyaan kepada Muhammad Rahmad terkait kiat paslon nomor 1 untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Menurut Rahmad, salah satu cara meningkatkan PAD yakni dengan memanfaatkan lahan tidur untuk bercocok tanam, seperti bertanam jagung.
Jawaban Rahmad ini disanggah dengan santun oleh Darman Sahladi. Karena menurut Darman, pemanfaatan lahan tidur dengan bercocok tanam tidak ada kaitannya dengan PAD. Darman menjelaskan PAD bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan pendapatan lain-lain asli daerah yang sah.