Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik. Telah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anomali Sejarah Benteng (Keraton) Kuto Besak di Palembang

20 Februari 2024   07:00 Diperbarui: 20 Februari 2024   07:20 1218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbang Benteng Kuto Besak // Sumber : Sutanadil Institute

ANOMALI SEJARAH BENTENG (KERATON) KUTO BESAK DI PALEMBANG

Oleh : HG Sutan Adil

Hari ini Selasa, 20 Pebruari 2024, merupakan hari dimana sebuah kompleks bangunan Istana atau Keraton dari Kesultanan Palembang Darussalam (KPD) diresmikan sebagai sebuah Istana/Keraton  atau sebagai tempat tinggal resminya dan sejak itu Kompleks Istana/Keraton yang disebut “Kuto Besak” ini dipergunakan sebagai kediaman resmi sekaligus tempat mereka menjalankan pemerintahan di Palembang.

Sebagaimana tercatat dalam naskah Hikayat Palembang, yang catatan aslinya sekarang masih tersimpan di Perpustakaan Leiden dengan nomor HMb Cod.Or.2276, menyebutkan pada tahun hijriah Seribu Dua Ratus Sebelas  kepada Tiga Likur hari, bulan Syakban, hari Isnin pagi hari atau Hari Senin, 23 Syakban 1211 H, adalah hari dimana Sultan Muhammad Ba’hauddin (Sultan KPD ke-6) berpindah ke Istana atau Keraton Kuto Besak itu.  

Sultan Muhammad Ba'hauddin // Sumber : keratonpalembang.com
Sultan Muhammad Ba'hauddin // Sumber : keratonpalembang.com

Jika kita menggunakan aplikasi konversi tanggal Hijriah ke Masehi dari al-habib.info ( https://www.al-habib.info/kalender-islam/pengubah-tanggal-lahir-kalender-hijriyah.htm), tanggal 23 Syakban 1211 itu bertepatan dengan hari Senin 20 Pebruari 1797 M, sehingga dapatlah disimpulkan bawah hari ini, Selasa 20 Pebruari 2024, adalah hari bersejarah dimana 227 tahun lalu adalah hari Peresmian Istana Keraton Kuto Besak.

Namun sayangnya keberadaan nama Istana atau Keraton Kuto Besak dari Kesultanan Palembang Darussalam itu sekarang sudah berganti nama dan lebih dikenal sebagai Benteng Kuto Besak atau dengan singkatan BKB.

Perubahan nama ini terjadi saat Istana atau Keraton Kuto Besak dikuasai oleh Kerajaan Belanda pada tahun 1821 dengan beberapa kali Perang Benteng (tiga kali) sebelumnya. Saat itu Kerajaan Belanda berhasil menggulingkan kekuasaan Sultan Ahmad Najamuddin (III) Pangeran Ratu Muhammad Tjing Djamaluddin, anak dari (Suhunan) Mahmud Badaruddin Pangeran Ratu atau sekarang lebih dikenal sebagai Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II), untuk digantikan dengan Sultan Ahmad Najamuddin IV Prabu Anom yang Kerajaan Belanda inginkan.

Sketsa Pengasingan SMB II ke Ternate // Sumber : Sutanadil Institute
Sketsa Pengasingan SMB II ke Ternate // Sumber : Sutanadil Institute

Setelah melakukan penggantian Sultan diatas dan sudah melakukan ekspedisi tiga kali penyerangan, Kerajaan Belanda tidak mempunyai dana lagi untuk membangun sebuah Benteng baru sebagai pusat pertahanan mereka di Palembang, sehingga mereka lebih memilih memodifikasi Istana atau Keraton Kuto Besak itu sebagai Benteng Pertahanannya.

Benteng Kuto Besak (BKB) // Sumber : Sutaadil Institute
Benteng Kuto Besak (BKB) // Sumber : Sutaadil Institute

Selanjutnya Kerajaan Belanda meruntuhkan dan merobohkan semua bangunan dan isi Keraton yang ada didalam Tembok Besar yang mengelilingnya dan hanya menyisakan Tembok Besar itu sendiri sebagai bangunan pelindung atau Benteng pertahanan mereka. Untuk itulah mereka membuat bangunan-bangunan baru didalamnya dan disesuikan dengan kebutuhan sebuah benteng pertahanan serta tempat tinggal bagi serdadunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun