Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik. Telah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Surau

26 Januari 2023   09:00 Diperbarui: 26 Januari 2023   08:58 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surau Baruah // Dokumen Sutanadil Institute

Dalam rentang waktu perkembangan selanjutnya, antara surau dan mesjid dibangun dua tempat yang berbeda. Mesjid dijadikan sebagai tempat yang hanya untuk peribadatan belaka, seperti shalat lima waktu, salat Jum'at dan salat dua hari raya. Di sisi lain, surau berfungsi sebagai tempat asrama bagi pemuda dan tempat belajar membaca Al-Qur'an dan pengetahuan agama, termasuk juga untuk perkara ritual keagamaan suluk, dan empat-tempat orang berkumpul untuk berbagai pertemuan dan musyawarah.

Dipandang dari budaya, keberadaan surau juga sebagai perwujudan dari budaya Minangkabau yang matriarkat. Anak laki-laki yang sudah akil baligh, tidak lagi layak tinggi di rumah orang tuanya, sebab saudara-saudara perempuannya akan kawin di rumah itu akan tinggal dengan lelaki lain dan menjadi suami dari saudara perempuannya, termasuk juga laki-laki yang sudah menduda dan bercerai.

Surau berfungsi sebagai lembaga sosial budaya, adalah fungsinya sebagai tempat pertemanan para pemuda dalam upaya memsosialisasikan diri mereka. Selain dari itu surau juga berfungsi sebagai tempat persinggahan dan peristirahatan bagi para musafir yang sedang menempuh perjalanan. Jadi dengan demikian Surau itu mempunyai multifungsi.

Sistem pendidikan di surau banyak kemiripannya dengan sistem pendidikan di pesantren. Murid tidak terikat dengan sistem administrasi yang ketat, syekh atau guru mengajar dengan metode bandongan dan sorongan, ada juga murid yang berpindah ke surau lain apabila dia sudah merasa cukup memperoleh ilmu di surau terdahulu.

Surau sebagaimana layaknya pesantren, juga memiliki kekhususan-kekhususan, ada surau yang kekhususan dalam ilmu alat, ilmu mantik, ma'ani, ilmu tafir, dan faraid, dan ilmu nahu. Surau juga jamak dipakai sebagai tempat prakik sufi atau tarekat, sebab surau pertama yang dibangun di Minangkabau oleh Burhanuddin Ulakan adalah untuk mempraktikkan ajaran tarekat di kalangan masyarakat Minangkabau, khususnya pengikut Syekh Burhanuddin Ulakan.

Dengan demikian Surau yang merupakan tempat pendidikan dini di  Minangkabau ini juga adalah sebagai mana meunasah di Aceh yang merupakan lembaga pendidikan yang juga berfungsi sebagai wadah sosial bagi masyarakat dan menjadi ciri khas bentuk Lembaga Pendidikan Dini di Minangkabau dan saat ini sudah tersebar di Sumatera dan Asia Tenggara.

*) Penulis adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute.

Bogor, 5 Januari 2023

Dokumen Sutanadil Institute
Dokumen Sutanadil Institute

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun