Mohon tunggu...
Susy Rizky
Susy Rizky Mohon Tunggu... Dagang -

Ibu rumah tangga dan warga negara biasa, yang terusik perhatiannya karena negara semakin lama semakin jauh dari rakyatnya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Negara Telah Dirugikan Sebesar 6,7 Trilyun !!!

28 Januari 2010   03:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:13 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NEGARA TELAH DIRUGIKAN SEBESAR 6,7 TRILYUN !!!

Kata-kata itulah yang saya baca di salah satu poster yang dibawa oleh para pengunjuk rasa pada waktu itu. Di belakangnya, entah berapa banyak foto Ibu Sri Mulyani dan Pak Boediono yang dihiasi dengan – maaf – taring drakula. Sesaat hati ini sempat berkata, mungkin memang itulah hukuman yang pantas bagi para koruptor yang telah menyengsarakan bangsa ini. Namun kemudian, terbersit pikiran lain di hatikecil saya, “bagaimana kalau bukan mereka berdua pelaku yang sebenarnya ?”

“Ya Tuhan, peliharalah hambamu ini dari fitnah yang keji dan menyesatkan, Amien …”. Berbekal do’a itu, mulailah rasa ingin tahu saya untuk mencoba melihat permasalahan yang sebenarnya, dan tentunya internet adalah merupakan salah satu media yang saya anggap paling efektif untuk mendapatkan informasi.

Satu kesepakatan yang berhasil saya simpulkan adalah bahwa semua ini berawal dari bangkrutnya sebuah bank yang konon akibat dirampok oleh pemiliknya sendiri selama bertahun-tahun yang menyebabkan Negara harus mengucurkan dana talangan sebesar 6,7 Trilyun. Angka yang sungguh sangat besar dan mungkin akan cukup untuk menanggulangi nasib sebagian Masyarakat di Sidoarjo yang telah menderita akibat tragedi lumpur.

Lalu kenapa pemerintah malah memberikan dana sebesar itu buat menolong perampok ? pertanyaan-pertanyaan seperti ini yang paling sering dipertanyakan, selain dari sangkaan lain yang selama ini beredar pengucuran dana sebesar itu cacat hukum, bahwa ada pihak yang merasa ditipu, bahwa sebagian dari dana itu malah dinikmati oleh segelintir koruptor. Yang pasti semua yang mengatakan kesalahan-kesalahan itu masing-masing disertai dengan bukti dan pendapat yang diyakininya.

Jawaban Ibu Sri Mulyani sebagai ketua pemutus kebijakan waktu itu dapat disimpulkan secara garis besar adalah sebagai berikut. Pertama, yang harus diluruskan adalah dana sebesar itu ditujukan untuk mengganti dana nasabah Bank Century yang telah menjadi korban perampokan. Kedua, dana sebesar 6,7 Trilyun itu dapat terganti jika semua pihak konsentrasi terhadap pelacakan dan pengembalian harta para pemilik saham Bank Century yang berada di Luar Negeri. Ketiga, Dana talangan sebesar 6,7 Trilyun itu masih tersimpan dalam berbagai surat berharga sebesar 2,2 Trilyun ditambah 99,96 % saham Bank Mutiara yang dimiliki oleh pemerintah. Keempat, kalaupun Pemerintah tidak menalangi dana nasabah Bank Century waktu itu, maka pemerintah melalui LPS tetap harus mengganti dana nasabah Bank Century sebesar 6,4 Trilyun.

Siapakah Ibu Sri Mulyani itu ?
Selama masa kerjanya, Ibu Sri Mulyani telah berhasil menorehkan berbagai prestasi di bidang perekonomian. Sedikit diantaranya adalah dengan mereformasi Departemen Keuangan yang dipimpinnya sehingga berhasil meningkatkan penerimaan Negara dari ± 495.22 Trilyun pada tahun 2005 hingga mencapai ± 981 Trilyun pada tahun 2008, menjadikan Indonesia sebagai Negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ke-3 Dunia di saat krisis, Sukses mendongkrak cadangan devisa Indonesia hingga menembus US$ 60 miliar, disamping prestasi yang bersifat pribadi diantaranya dianugrahi sebagai Menteri Keuangan terbaik Dunia tahun 2006 versi Euromoney,penerima Hatta Anti Corruption Award dari ICW, yang penerimanya memiliki kategori sebagai berikut : dianggap sebagai pribadi yang bersih, melakukan perbuatan nyata untuk memberantas korupsi, dan perbuatan mereka itu efektif.
Lalu, apakah prestasi yang terasa nyata bagi rakyat ?
Saya hanya akan mengemukakan apa yang saya pribadi dan lingkungan sekitar saya rasakan. Seorang kawan yang kebetulan berprofesi sebagai seorang PNS, beberapa kali mengatakan bahwa sejak beberapa tahun terakhir ini gajinya naik, kawan yang berwirausaha mengatakan bahwa betapa dia bersyukur bahwa kepanikan akibat trauma jatuhnya usaha yang telah dia rintis akibat krisis ekonomi tahun 98 tidak menimpanya di tahun 2008 yang lalu. Sebagai pengusaha kecil dan ibu rumah tangga biasa, sedikit banyak saya merasakan kestabilan iklim usaha dalam beberapa tahun belakangan. Memang saya tidak bisa mengemukakan angka-angka sebagai bukti atas semua hal di atas, yang pasti, saya percaya bahwa semua hal itu sangat relatif dan tergantung dari cara kita dalam menyikapi setiap rezeki yang saya terima dan bukan semata-mata dari ukuran besar / kecil nominalnya.

Sebagai masyarakat awam, tiap hari disuguhi berbagai perdebatan dari kedua belah pihak benar-benar membuat saya merasa lelah. Meski hati kecil merasa bahwa pilihan yang diambil oleh pemerintah dengan membailout Bank Century waktu itu sudah tepat, tapi sebagai orang yang bukan ahli di bidang hukum maupun ekonomi saya juga tentunya tidak bisa mengatakan bahwa saya yakin 100% sama sekali tidak kesalahan dalam kebijakan itu. Tapi, kalaupun misalnya kesalahan itu memang ada, melihat dari latar belakang Ibu Sri Mulyani yang seperti telah saya paparkan di atas, maka sementara ini saya tetap yakin bahwa tujuan Ibu Sri Mulyani dengan membailout Bank Century itu dilakukan demi menyelamatkan Negara dari kerugian yang jauh lebih besar.

Saya pernah membaca ungkapan kurang lebih seperti ini, selama kita tidak bisa dan tidak mau membedakan antara kesalahan dan kejahatan, maka kita akan lebih banyak menghukum orang yang telah melakukan kesalahan daripada orang jahat, pada akhirnya, para penjahatlah yang justru akan bertepuk tangan. Dan seseorang yang tidak pernah melakukan kesalahan adalah seseorang yang tidak pernah berbuat apa-apa. Dan harap diingat bahwa dalam kasus ini, jangankan bukti adanya tindak kejahatan, adanya kesalahan pun sama sekali belum terbukti dalam kasus ini.

Terakhir, sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, saya Cuma bisa berharap dan berdo’a semoga kemelut Bank Century ini akan segera berakhir dengan membawa kemenangan bagi seluruh masyarakat Indonesia, Amin. Saya pribadi percaya bahwa Tuhan tidak pernah tidur sehingga kebenaran akan terungkap pada waktunya nanti.

* Penulis adalah salah satu anggota grup facebook “Kami Percaya Integritas Sri Mulyani Indrawati” , yang sedih dan kecewa, karena Sri Mulyani dan Boediono tidak mendapatkan kesempatan yang proporsional untuk menyatakan pendapatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun