Mohon tunggu...
Susniati Sus
Susniati Sus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar, mahasiswa

Mahasiswa, STAI SADRA JAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Diary

Meneladani Sosok Mama: Wanita Tangguh Penakluk Waktu Subuh

2 Maret 2024   23:05 Diperbarui: 2 Maret 2024   23:13 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Semua orang di jagat semesta penghuni sepetak bumi ini, pastinya terlahir dari rahim seorang Ibu. Penggambaran akan jasa besarnya, rasa-rasanya tak cukup jika hanya diutarakan lewat kata. Bagaimana peranya yang cukup krusial dalam kehidupan kita, sejak dalam rahim hingga beranjak dewasa.  Akan banyak sekali cerita masa kecil dan kesan-kesan tentang sosok Ibu dari milyaran manusia di muka bumi ini jika mereka semua menuliskannya.

Ada sedikit cerita heroik dari Ibuku yang lebih akrab kupanggil Mama, perempuan yang saban waktu kuberi gelar sebagai Sang Penakluk Waktu Subuh.
Mamaku adalah seorang pedagang sayur di pasar. Ia menjadi singlemom setelah kepergian Bapak beberapa tahun lalu ketika saya masih SMA. Beliau merupakan Ibu dari 3 orang anak yaitu Saya sebagai anak pertama dan 2 orang adikku bernama Sabran (anak kedua)  dan Gibran (anak terakhir).

Flashback ketika meninggalnya Bapak, Mamaku seketika memiliki peran ganda sebagai sosok Ibu sekaligus Bapak bagi kami semua. Banyak pekerjaan ia lakoni termasuk kala itu pernah sebagai asisten rumah tangga, ikut bantu-bantu menjual dagangan orang di pasar dan juga bertani. Sampai akhirnya, karena profesi pedagang cukup ia minati, lantas ia merintis usaha berdagang sendiri dengan berjualan sayur. Mamaku merupakan sosok pekerja keras dan disiplin. Selama menekuni profesinya, ia selalu bangun pukul 2 pagi untuk mengawali aktivitasnya menyiapkan dagangan. Dan itu semua rutin dilakukannya selama bertahun-tahun hingga menjadi sebuah kebiasaan yang melekat sampai sekarang.
Dari sinilah kemudian lahirlah julukan itu, Sang Penakluk Waktu Subuh. Mungkin sedikit berlebihan, tapi bagiku keuletannya bolehlah disandingkan dengan tokoh-tokoh penakluk dalam serial film waralaba umumnya hihi.
Saya yang kadangkala bangun sering didahului ayam berkokok dan kerap acuh tak acuh terhadap waktu, pada akhirnya merasa tertampar dengan pola disiplin dari Mamaku. 

 
Mengutip sebuah pepatah Cina " kalo bangun kesiangan ntar rejekinya dipatok ayam". Peribahasa yg mungkin sedikit aneh.  Namun, terdapat selipan pelajaran, bahwasanya mengawali hari sejak pagi itu amat penting. sebagaimana kita ketahui, akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan buku-buku maupun hasil penelitian berbagai pakar mengenai pentingnya bangun pagi bagi kesehatan fisik, otak serta kinerja produktif lainnya.
Mamaku sangat menginspirasi saya untuk selalu memiliki kebiasaan baik dan itu harus diawali dengan membangun kebiasaan bangun pagi sedini mungkin. kata Mama, bangunlah lebih awal agar dapat semangat memulai hal-hal baru dan hebat setiap harinya. Ia juga mengajari untuk mengatur waktu sebaik mungkin dari bangun tidur sampai tidur lagi.  Beliau berpesan agar selalu bangun di awal waktu (Subuh) dan jadilah pemenang bagi dirimu sendiri setiap harinya.

Back to my Mama. Tulisan ini cukup singkat untuk menggambarkanmu karena banyak hal-hal inspiratif darimu yang bahkan tidak cukup untuk digoreskan disini. Namun, satu hal yang hendak kuucapkan yaitu terima kasih banyak telah menjadi hebat,tegar, dan sigap untuk kami anak-anakmu. Terima kasih pula untuk semua Ibu di seluruh penjuru bumi yang penuh Cinta, menebar kasih serta tak pernah kenal lelah.

~as white as a Mother's heart full of inspiration~

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun