Saat ini Pemerintah sedang menyusun strategi untuk mewujudkan terlaksananya program makan bergizi gratis (MGB). Â
Menanggapi hal ini saya selaku tenaga gizi dan orang tua sangat mengapresiasi program tersebut, dengan pemberian makanan gratis di sekolah diharapkan konsentrasi anak dapat meningkat sehingga berdampak pada peningkatan prestasi belajar, juga terpenuhinya zat gizi makro dan mikro yang dibutuhkan anak-anak pada tahap ini, Â dengan mengonsumsi makanan yang beragam sehat dan seimbang tentunya pada saat sekolah.
Namun program ini masih dalam tahapan proses penyusunan  teknis pelaksanaannya. Saya sebagai ahli gizi mencoba menyusun strategi untuk mengimplementasikan makan bergizi gratis (MBG) untuk anak sekolah sebagai berikut :
- Proses Penyelenggaraan MakananUntuk penyelenggaraan makanan sebaiknya dilaksanakan di sekolah itu sendiri dengan membuat dapur pengolahan yang sesuai standar dapur yang memenuhi syarat laik hygiene dan menurut hemat saya tentu ini akan memangkas waktu dan biaya transportasi jika pengolahan makanan bergizi gratis ini dilakukan terpisah.
- Tenaga ahli gizi dan  pengolah makanan
- Ahli gizi bertugas membuat menu  (siklus menu 10 hari + 1 jika melewati tgl 31) dan melakukan pengawasan penyelenggaraan produksi makanan, ahli gizi  bertanggung jawab terhadap hasil produk makanan yang diproduksi tiap hari.  SMK tata boga dan diketahui Cheff diperlukan untuk mengolah makanan dengan merekrut tenaga yang kompeten dan berkualitas akan menciptkan makanan yang sehat dan bergizi.
- Alat makanan tidak menggunakan disposible hal ini untuk mengurangi sampah plastik dan ini akan menciptakan masalah baru buat lingkungan pastinya, sebaiknya menggunakan rantang /plato stainlesteel bertutup sehingga makanan akan terjaga keamanan dan kebersihannya.
- Dalam  proses penyelenggaraan ini sebaiknya memakai pihak ke tiga dan pihak sekolah merupakan user saja.
- Pihak pemasok bahan makanan tentunya melalui kontrak 1 tahun dengan spesifikasi bahan yang sudah disepakati.
- Dan pihak yang bertanggung jawab langsung program ini ada badan gizi nasional, dan harapannya dibentuk badan gizi nasional daerah untuk perpanjangan tangan pusat.
Demikianlah pemikiran saya selaku pengamat dan ibu dari anak sekolah dan jika tahapan ini diadopsi akan sangat baik sekali tetapi tahap pertama tidak mudah pastinya diperlukan biaya, waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Salam sehat dan semangat untuk generasi sehat  dan lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H