Dengan keadaan seperti saat ini, melalui jaringan digital banyak yang bisa di lakukan tapi hasilnya tidak terlalu efisien. Termasuk dalam hal pembelajaran di sekolah, karena wabah krisis kesehatan yang berlangsung cukup lama dan belum ada titik terangnya. Kini para guru di seluruh Indonesia bahkan seluruh dunia menggunakan teknologi untuk bisa mengajar kepada muridnya. Dengan system yang berbagai macam, namun menurutnya prose opembelajaran banyak yang diss hasilnya murid tidak paham betul dengan metode pembelajaran yang di berikan. Tapi guru pun tidak punya solusi apa apa untuk keadaan saat ini.
Pengajar bukan menjadi hal mudah walaupun ini adalah pekerjaan yang mulia namun sama berat di tambah dengan masa sekarang, serba digital. Bagi murid hanya di beri materi tidak bisa maksimalkan proses pembelajaran hanya sekedar materi dan membaca tanpa ada tambahan apapun. Ini artinya hanya sekedar mendidik otodidak sendiri tanpa ada bantuan guru.
Beredarnya isu bulan Juli nanti aka nada tatap muka selama seminggu dilakukan 3 hari dan berlangsung hanya 2 jam, spertinya ini bisa jadi prtimbangan lagi karena belajar 2 jam tatap muka belum sempurna mengingat kembali kurikulum pembelajaran yang semakin rumit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H