Setelah sekian lama berusaha mengurai benang kusut yang ada dalam kepala akhirnya  hari ini aku  berhasil mengurainya dengan satu tarikan. Benar, hanya dengan satu tarikan saja. Entah berapa waktu yang telah aku habiskan untuk menarik dan mengulur demi mencari cela melepaskan simpul yang tercipta begitu rumit. Tentunya dibersamai dengan keluh, kesah, air mata sudah pasti.
Selama ini ada begitu banyak prasangka yang memenuhi kepala. Dan akhirnya aku menyadari bahwa prasangka rumit yang ada dalam kepala tidak melulu benar adanya. Ternyata aku telah banyak mengira-ngira selama ini. Mengira-ngira yang hanya kosong belaka. Maaf untuk semua prasangka salah yang telah melibatkan beberapa personal.
Ada rasa lega memenuhi rongga dada mengetahui kenyataan yang sebenarnya. Harusnya aku sakit, aku terpukul atau paling tidak menangis sesegukan. Tapi anehnya hanya  terkejut beberapa detik, pikiran sedikit melayang tapi seketika kembali dalam kesadaran penuh. Lantas terucap kata " Sudahlah ".
Akhirnya aku punya alasan kuat untuk mundur satu langkah, balik kanan dan melangkah pergi tanpa ada palingan wajah. Begitu lama waktu yang aku butuhkan untuk sampai pada titik ini. Memastikan sesuatu yang sudah lama penuh dengan gelagat dan tanda-tanda.
Sedikit senyum kecut menyungging. Sakit??????? Tidak kurasa....Ingin menangis????pun juga tidak. Mungkin air mata sudah enggan mengalir untuknya. Perasaan sudah meranggas. Merasa tidak diinginkan dan tidak dibutuhkan sudah lama berlaku padaku. Hanya sebagai perempuan yang begitu perasa masih memiliki harapan untuk kembali seperti sedia kala. Memberikan ruang untuk sebuah jedah. Barangkali saja dia butuh waktu untuk dirinya sendiri. Ingin kubiarkan dia melanglang ke mana dia mau. Kelak jika lelah sudah menghampiri. Maka pulangnyalah yang aku nanti. Aku ingin menjadi rumah tempat pulangnya.
Namun, bukankah sudah sangat jelas. Luka apa lagi yang aku tunggu? Masihkah aku akan teguh bertahan dengan akhir perih yang sudah pasti???? Detik ini aku mundur. Apa yang akan terjadi esok???Entahlah.... Aku tak mampu menebak misteri alur cerita perjalanan hidup yang sudah tercatat dalam Lauhul Mahfudz. Apapun itu semoga yang terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H