Mohon tunggu...
Susi Susanti
Susi Susanti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Nama saya adalah Susi Susanti, bertempat tinggal di DKI Jakarta.

Saya adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, prodi Akuntansi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberdayaan Kaum Dhuafa Melalui Pemberian Bantuan untuk Meringankan Kebutuhan Sehari-hari

8 Februari 2021   22:55 Diperbarui: 8 Februari 2021   23:31 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kolase -- ilustrasi pribadi

         Fakultas ekonomi dan bisnis, Universitas Muhammadiyah prof.Dr.Hamka pada mata kuliah Kemuhammadiyahan yang diampu oleh Bapak Tohirin Sanmiharja S.H.I., M.Pd.I. memiliki program pemberdayaan masyarakat sebagai bentuk kolaborasi antara dosen dan mahasiswa. Kami adalah mahasiswa prodi akuntansi yang terdiri dari Farhani Alya muslimah, Laila Rahmadani Putri, dan Susi Susanti. Yang menjalankan program pemberdayaan masyarakat yang ditujukan kepada keluarga dhuafa yang dianggap layak untuk menerima bantuan, di mana sebelumnya kami telah melakukan observasi. Kelompok kami telah melakukan program pemberdayaan masyarakat di Kampung Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur pada hari Minggu, 24 Januari 2021 dengan menyerahkan bantuan kepada Bapak Sutrisno, Ibu Rutiah, Ibu Maroh.


        Kelompok kami telah melakukan survey ke lingkungan sekitar kami untuk memilih keluarga dhuafa untuk dibantu. Akhirnya kami memilih keluarga dhuafa yang berada di daerah Kampung Tengah. Kami melakukan survey di daerah tersebut, banyak keluarga yang membutuhkan bantuan di masa pandemi ini, namun kami harus memilih keluarga yang lebih layak untuk mendapatkan bantuan. Ingin sekali rasanya kami membantu semua keluarga dhuafa yang tinggal di sana, namun kami memilih keluarga Bapak Sutrisno untuk dibantu. Selanjutnya, kelompok kami melakukan wawancara dengan Bapak Sutrisno untuk mendapatkan informasi agar sesuai dengan ketentuan keluarga dhuafa.


        Bapak Sutrisno  berusia 50 tahun, tinggal seorang diri di Jakarta, sedangkan istri dan anak-anaknya di kampung. Bapak Sutrisno bekerja sebagai buruh atau bisa dibilang juga serabutan, beliau bekerja jika ada panggilan saja, dalam sebulan panggilannya tidak menentu. Biasanya beliau memperbaiki rumah yang bocor atau sebagai kuli bangunan. Gaji yang diterima sehari Rp 100.000, jika diakumulasikan beliau mendapatkan kurang lebih Rp 1.000.000 dalam sebulan, karena tidak banyak panggilan kerja yang diterima oleh Bapak Sutrisno.


        Rumah yang dihuni sangat jauh dari kata layak, hanya terdapat sepetak kamar yang berukuran sangat kecil dan sedikit peralatan rumah tangga yang dimilikinya. Lantainya masih beralasan tanah, dinding rumahnya terbuat dari anyaman bambu yang sudah rapuh, alas tidur yang kurang nyaman, serta banjir jika sedang musim hujan. Kamar mandi umum yang terbuka merupakan tempat Bapak Sutrisno dan warga sekitar untuk mandi dan mencuci. Rumah kontrakan Bapak Sutrisno seharga Rp 100.000 per bulan, listrik Rp 50.000 per bulan. Dengan harga Rp 100.000 per bulan ini terkadang Bapak Sutrisno seringkali suka telat membayar, apalagi di masa pandemi Covid-19 ini beliau jarang sekali mendapat pekerjaan. Makan dengan lauk seadanya dan jarang sekali makan daging ayam ataupun sapi.


        Bapak Sutrisno memiliki 4 orang anak laki-laki, 2 anaknya sudah memiliki kehidupan sendiri dan 2 lainnya masih bersekolah. Anaknya jarang sekali mengirimkan uang, karena juga mengalami kesulitan ekonomi. Ibarat kata untuk diri sendiri saja suka kurang, apalagi untuk membantu pak Sutrisno. Bapak Sutrisno masih harus menanggung biaya sekolah kedua anaknya di kampung. Istri Bapak Sutrisno bekerja sebagai petani, bekerja pada waktu tertentu saja dan  sangat kecil bayarannya, untuk bisa makan sehari-hari saja sudah bersyukur. Biaya sekolah kedua anaknya juga sering kali telat membayar, karena tidak mampu untuk membayar tagihan sekolah. Bapak Sutrisno juga hanya bisa mengirimkan uang ke keluarga di kampung dengan jumlah yang termasuk sedikit untuk biaya hidup anak dan istrinya di kampung.


        Beliau bercerita, "Sebulan kadang saya kirim Rp 500.000 atau Rp 600.000, saya juga pernah  tidak bisa mengirimkan uang untuk anak dan istri saya, untuk biaya hidup di kampung biasanya istri saya menggunakan uang dari hasil kerjanya". Setelah mendengar penjelasan tersebut, kami memutuskan untuk membantunya. Lalu kami membuka penggalangan dana melalui  kitabisa.com, rekening Bank DKI Syariah dan BNI Syariah, serta melalui aplikasi OVO dan DANA. Dana yang terkumpul dari para donator sebesar Rp. 1.120.500. Dari dana tersebut kami membeli sembako, alat kesehatan, dan pakaian.  
Setelah melakukan perundingan, kami pun memutuskan membantu dua keluarga dhuafa lainnya yaitu keluarga Ibu Rutiah dan Ibu Maroh. Ibu Rutiah adalah seorang wanita paruh baya yang juga tetangga dari Bapak Sutrisno. Di kesehariannya, beliau harus menjaga seorang cucu yang ibunya sendiri tidak mau merawatnya. Beliau bekerja apapun yang bisa dikerjakan, seperti memungut barang bekas yang akan dijual kembali. Hasil penjualan barang tersebut digunakan untuk kebutuhan makan dan merawat cucunya. Tidak banyak cerita yang bisa kami dengar dari Ibu Rutiah, karena kesempatan kami yang kurang beruntung.


        Ibu Maroh seorang wanita yang sudah berusia senja, yang juga masih tetangga dari Bapak Sutrisno. Di masa tuanya beliau masih harus bekerja, banting tulang demi  bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar biaya kontrakan. Sehari-hari, beliau harus pergi ke pasar setelah waktu dzuhur untuk memungut cabai yang tidak terpakai lalu dijual kembali. Dalam sehari beliau hanya mampu mendapatkan uang kurang lebih Rp 50.000,-. Sebagian dari uang tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan sebagian yang lain disimpan untuk membayar biaya kontrakan.

        Akhirnya, kegiatan pemberdayaan ini mencapai puncaknya pada tanggal 24 Januari 2021, kami memberikan bantuan yang sudah terkumpul kepada Bapak Sutrisno, Ibu Rutiah, Ibu Maroh. Bantuan yang kami berikan berupa makanan pokok, alat kesehatan, bahan makanan, dan pakaian. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para donatur, Bapak Tohirin Sanmiharja S.H.I., M.Pd.I., dan teman-teman yang membantu dalam mensukseskan kegiatan pemberdayaan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun