Mohon tunggu...
Susi Susanti
Susi Susanti Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa universitas Muhammadiyah mataram

hobi membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Lingkungan dan Budaya dalam Perkembangan Sosial Emosional

18 Januari 2025   06:57 Diperbarui: 18 Januari 2025   06:57 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lingkungan, yang mencakup keluarga, sekolah, teman sebaya, dan komunitas, memberikan pengaruh pertama yang sangat besar. Keluarga sebagai unit sosial pertama memberikan dasar bagi perkembangan emosi dan sosial seseorang. Pola asuh yang penuh kasih sayang, penguatan positif, serta dukungan emosional dari orang tua atau pengasuh membantu anak belajar mengenali dan mengelola perasaan mereka. Sebaliknya, lingkungan keluarga yang tidak stabil atau penuh konflik dapat menghambat perkembangan sosial emosional anak, menyebabkan kesulitan dalam membangun kepercayaan diri dan hubungan sosial yang sehat.

Sekolah dan teman sebaya juga berperan penting dalam perkembangan sosial emosional. Di sekolah, anak-anak belajar tentang pentingnya kerjasama, berbagi, empati, serta menyelesaikan konflik dengan cara yang positif. Interaksi dengan teman sebaya membantu anak mengembangkan keterampilan komunikasi, bekerja dalam tim, serta menanggapi perasaan orang lain. Komunitas yang inklusif dan suportif, di sisi lain, memberi kesempatan bagi individu untuk berinteraksi dengan beragam latar belakang sosial, yang mengembangkan pemahaman dan keterampilan sosial lebih luas.

Budaya, yang mencakup norma, nilai, dan tradisi suatu kelompok, mempengaruhi cara individu mengekspresikan dan mengelola emosi. Setiap budaya memiliki pandangan berbeda terhadap bagaimana emosi seharusnya diekspresikan. Dalam budaya kolektivis, misalnya, individu cenderung menempatkan kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadi, yang mempengaruhi cara mereka menangani perasaan seperti marah atau frustrasi. Sebaliknya, dalam budaya individualistis, ekspresi diri dan kebebasan emosi lebih dihargai. Pengaruh budaya ini membentuk perilaku sosial, identitas pribadi, serta cara seseorang merespons lingkungan sosial mereka.

Secara keseluruhan, lingkungan dan budaya berperan penting dalam pembentukan identitas sosial emosional individu. Lingkungan yang mendukung dan budaya yang membimbing memberikan landasan yang kuat bagi perkembangan sosial emosional yang sehat, membantu individu berfungsi dengan baik dalam hubungan interpersonal dan dalam kehidupan sosial yang lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun