Mohon tunggu...
Susi Retno
Susi Retno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Teman-teman juga bisa mengetuk pintu rumah saya di instagram @susiiretn

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pikun

9 Agustus 2022   07:24 Diperbarui: 9 Agustus 2022   07:49 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: https://www.pexels.com/photo/food-spoon-spices-dish-94438/

Putih jerih payah bersatu padu dengan
merah yang memabukkan lidahku. Hangat.
Lalu bertambah hangat, kala tanpa 
kuminta, kau selalu hadir dalam
setiap suapan. Meski kutahu, kau bukan
merah putih yang memerdekakan
nafsu mulut, pun perutku.

Pujian untuk-Nya menggema, sebab pikun
tak menjangkit anak muda bukan?
Tapi aku heran, mengapa piring tak berdosa
itu selalu saja melempar otakku pada kerumunan
rautmu yang berlumur saus tomat?

Pikun tidak menjangkit anak muda. Mitos
barangkali. Nyatanya kau tak pernah membahas
kapan terakhir kali kita menghangatkan diri
dalam kubangan bubur kacang hijau, pun
sama sekali tak kau tanya kenapa aku bisa tergelincir
dalam ambyarnya nasi goreng yang kaubeli untukku,
enam tahun lalu.

2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Salah Sangka

Baca juga: Aku Manusia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun