Mohon tunggu...
Susi Qory Utami
Susi Qory Utami Mohon Tunggu... Lainnya - squ1702

"Dia tahu aku mencintainya,tapi aku mencintainya lebih dari yang dia ketahui.” -Rumah Sufi- Mahasiswa UIN Khas Jember (ProgramDoc)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Out Of The Box

17 September 2024   14:00 Diperbarui: 17 September 2024   14:06 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap orang pada prinsipnya mempunyai harapan untuk bekerja yang layak. Pekerjaan layak untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan bagi dirinya dan keluarga. Semua pekerjaan dilakukan dengan perjuangan dan proses yang tidak mudah. Proses meniti dari bawah menuju tingkat atas. Menjadi guru, pekerjaan sangat mulia dengan mengemban amanah penuh untuk generasi penerus bangsa menjadi manusia seutuhnya, berbudi pekerti luhur dan berkompetensi unggul. Sebelum menjadi guru membutuhkan proses yang sangat lama. Ia harus menempuh kuliah dengan jurusan Pendidikan Guru selama empat tahun, guna mengantongi ijazah Strata Satu. Tidak hanya itu, setelah lulus kuliah pun harus mencari sekolah yang akan membutuhkan jasanya. Perjuangan masih terus berlanjut dengan status Guru Honorer, dengan sistem gaji dari sekolah.


Gaji Guru Honorer di setiap sekolah walaupun daerah sama tidaklah sama dan jauh dari kata sejahtera. Ada yang di bayar per-jam, di kalkulasi selama sebulan. Di lihat dari nominal, gaji mereka tidak akan memberikan kesejahteraan. Mengabdi dan mengajar selama puluhan tahun, kenaikan gaji mereka tidak akan naik sampai tinggi, walaupun mereka menjadi guru Multitalents. Dengan kata lain Guru serba bisa ini itu dan segalanya akan mendapatkan upah lebih dari jasa dan prestasinya di Sekolah. Guru hanya bisa menunggu Pemerintah mengeluarkan program pendaftaran Calon Pegawai negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.


Kita sebagai Guru boleh berandai-andai jika tidak dapat di raih dengan Out Of The Box dari profesi ini (Jika tidak menjadi Guru). Banyak pekerjaan selain Guru yang dapat kita lakukan, walaupun ijazah kita dari Ilmu Pendidikan. Kemungkinan dengan mencoba pekerjaan atau peruntungan lain, bisa mendapatkan kesejahteraan lebih layak. Penulis akan memberikan gambaran pekerjaan selain Guru yang bisa dilakukan, sebagai berikut:


Jika tidak menjadi Guru, bisa menjadi Penulis. Pekerjaan ini dapat membantu kesejahteraan dengan menuliskan buku sesuai perkembangan zaman dan menjadi terkenal. Penulis akan mendapatkan tawaran menjadi pembicara di sekolah dan kampus-kampus ternama dengan membagikan tips dan trik menjadi penulis.
Jika tidak menjadi Guru, bisa menjadi Content Creator. Pekerjaan ini memberikan konten yang bermanfaat bagi orang yang selalu melihat sosial media. Keuntungan yang didapat juga tidak kalah dari profesi Guru. Content Creator juga membutuhkan kesabaran dan ketekunan yang tidak mudah. Dengan usaha dan tekad kuat, mungkin bisa menjadi Content Creator dengan penghasilan tinggi.


Jika tidak menjadi Guru, bisa menjadi Wirausaha. Banyak sekali orang yang membuka peruntungan dalam hal berdagang. Entah itu membuka online shop atau bergerak dalam kuliner. Semuanya bisa dipromosikan dalam media sosial yang nantinya menjadi For You Page (FYP) dan melihat ulasan dari pembeli bagaimana barang dan makanan yang dijual. Pekerjaan ini juga membutuhkan kesbaran karena banyak orang yang memiliki usaha yang sama. Namun, rezekilah yang akan menentukan.


Jika tidak menjadi Guru, bisa menjadi Psikolog. Dengan ilmu yang didapat dari perkuliahan dengan mata kuliah pendidikan, kita bisa menolong orang dengan mempunyai berbagai permasalahan yang ada ditempat kerja, beberapa kasus keluarga atau rumah tangga. Kita bisa mempelajari dan mengikuti pelatihan tentang bagaimana mempelajari tingkah laku dan kondisi kesehatan mental manusia. Banyak buku psikologi yang bisa kita pelajari dan berdiskusi dengan psikolog lainnya.


Jika tidak menjadi Guru, bisa menjadi Relawan Pendidikan. Pekerjaan ini mengajak kita berkeliling daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) dengan minimnya pengajar. Pekerjaan ini dilakukan tidak lama. Relawan Pendidikan akan tinggal disana berbulan-bulan bahkan tahunan. Mereka juga akan mempelajari kondisi warga, adat istiadat dan tentunya bahasa mereka setempat. Relawan pendidikan diharapkan mempunyai kesabaran ekstra dan kerja keras dalam mendampingi belajar anak-anak pedalaman.


Jika tidak menjadi Guru, bisa menjadi Tutor di Lembaga Bimbingan Belajar. Tutor mengajar untuk anak-anak yang ingin mendapatkan pendampingan penuh untuk kesulitan belajar mereka dalam mata pelajaran tertentu. Tutor juga bisa dilakukan pada kampus-kampus yang menjalankan kegiatan perkuliahan jarak jauh atau online. Honor yang akan didapatkan bisa melebihi dari gaji guru honorer di Sekolah.


Jika tidak menjadi Guru, bisa menjadi Penyiar Radio. Pekerjaan ini dilakukan ketika kita malu berbicara pada khalayak umum. Penyiar Radio harus memiliki wawasan yang luas dengan perkembangan kini dan memiliki bahasa yang komunikatif. Penyiar Radio juga mengikuti pelatihan untuk mengembangkan diri dalam pekerjaan. Pastinya Penyiar Radio akan bertemu langsung dengan Pejabat daerah ataupun artis yang akan diundang dengan berbagai acara program radio.


Jika tidak menjadi Guru, bisa menjadi Pencipta Lapangan Pekerjaan. Perkejaan ini dapat membantu orang yang kesulitan mendapatkan pekerjaan. Penulis teringat dengan sosok inspiratif yang kini tengah ramai dan sliweran pada media sosial, yakni Santo Suruh. Santo Suruh adalah orang yang bernama Santo berdomisili di daerah Pondok Gede, Kota Bekasi bergerak dalam bidang jasa. Berawal menjadi tukang galon dan sering dimintai bantuan oleh orang-orang sekitar untuk mencari dan membelikan barang. Kemudian dia mempunyai ide untuk pekerjaan membantu orang dalam hal apa saja dengan nama bekennya Santo Suruh. Kini  beliau mempunyai banyak teman yang menjadi rekan kerjanya. Santo Suruh mempunyai jargon "Santo Suruh Siap Disuruh". Kalau punya duit harus mau disuruh. Begitulah kata-kata yang sering beliau ucapkan. Dengan menjadi pencipta lapangan perkerjaan, disamping kita mendapat relasi yang cukup banyak dan mendapatkan pahala. 

   
Jika tidak menjadi Guru, bisa menjadi Ibu Rumah Tangga yang bisa menjadi Ibu Guru untuk anak-anak di rumah dengan mendampingi, mendidik, mengajar, menasehati dan menjadi tempat curhat mereka setelah seharian di sekolah. Dan tak lupa mengajak mereka berdiskusi dengan Kepala Keluarga, ketika ada suatu hal yang harus disepakati oleh semua anggota keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun