5. Sungguh-sungguh dalam mengerjakan hal-hal positif atau bermanfaat
6. Menggunakan waktu semaksimal mungkin untuk bekerja sehingga mendapatkan hasil yang maksimal
Dunia bekerja sangat bertolak belakang dengan kehidupan di masa sekolah. Dalam dunia bekerja, kita dituntut harus bisa menempatkan dan membawa diri. Teman bisa menjadi lawan dan lawan juga bisa menjadi teman. Kita juga harus bisa bersikap netral dengan semua orang yang ada ditempat kerja. Tidak berpihak pada satu kelompok lain yang memicu adanya bumbu-bumbu gosip dan adu domba. Dalam postingan random instagram ada tulisan yang menyatakan bahwa,
"Dalam dunia kerja, orang pintar akan kalah dengan orang yang pandai bicara. Orang yang pandai bicara akan kalah dengan orang yang bermuka dua, suka ataupun tidak, itulah realita." Kita tidak bisa memungkiri bahwa kualitas dan kepintaran kita akan tersingkirkan dengan orang yang mempunyai kedekatan "Relasi" atasan atau pemimpin dalam pekerjaan.
"Dunia kerja itu bukan tentang gaji, melainkan lebih ke lingkungan kerja yang nyaman, teman kerja yang asyik dan atasan yang bisa Memanusiakan manusia." Kita bekerja dengan niat ibadah kepada Allah Swt dan menjalin Hablu Min An-naas agar bernilai ibadah dalam setiap apa yang kita lakukan. Gaji juga diharapkan bisa mensejahterakan dan keberlangsungan hidup setiap harinya. Namun, atasan juga faktor penting dalam kehidupan bekerja. Atasan yang baik adalah atasan yang bisa memberikan motivasi dan apresiasi kepada para pegawai agar terciptanya lingkungan kerja positif dan semangat.
"Semakin Dewasa semakin merasa Sabtu-Minggu itu waktu istirahat, bukan buat keluyuran karena energi sudah habis buat hari Senin-Jumat." Self Reward sangatlah penting agar Mental Health lebih waras dan terjaga. Kita perlu adanya waktu untuk menyenangkan diri sebagai bentuk penghargaan yang telah berjuang sampai pada hari ini melakukan dan menikmati pekerjaaan di setiap harinya. Kita bisa menyempatkan waktu dari hiruk pikuk pikiran dan pekerjaan menumpuk, caranya me-refresh pikiran jika mempunyai hobi menonton film-film bioskop yang sedang tayang, menghibur mata dengan jalan-jalan ke Mall, kongkow di cafe dan pergi berlibur jika ada waktu libur atau mengambil cuti tahunan.
"Jangan bunuh mentalmu sendiri dengan menjadi orang yang enggak enakan, lagian sejak kapan urusan menjaga perasaan orang lain itu menjadi tanggung jawabmu." Kita melakukan pekerjaan kita sesuai dengan tupoksi tertulis. Kita bisa menerima atau menerima pekerjaan sesuai dengan kemampuan kita. Jika ada pekerjaan yang tidak relevan, kita bisa menolak dengan cara tegas dan sopan.
"Jangan takut kotor. Jangan takut hitam, karena kita mencari uang bukan mencari muka. Kata Bapak, jangan gengsi dengan kerjaanmu. Ingat yang kotor bajumu bukan uangmu." Kita bekerja dengan penuh loyalitas dan profesional. Kita harus berani mengambil keputusan dengan pikiran matang dan bertanggung jawab akan hasil baik dan buruknya. Hal ini akan menjadi pengalaman berharga dan upgrade sebagai kedewasaan diri.
Dunia bekerja mengajarkan kita merasakan suka dan duka dan bagaimana mencari jalan keluar sendiri setiap yang kita lakukan. Berpegang teguh pada keyakinan dan tetap semangat dalam mencintai pekerjaan walaupun keringat selalu mengucur sebagai bukti kita bekerja dengan tulus dan sepenuh hati. Semua ini akan menjadi bekal kita mempertanggungjawabkan kepada Pemilik Alam nantinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H