Mohon tunggu...
Susi Qory Utami
Susi Qory Utami Mohon Tunggu... Lainnya - squ1702

"Dia tahu aku mencintainya,tapi aku mencintainya lebih dari yang dia ketahui.” -Rumah Sufi- Mahasiswa UIN Khas Jember (ProgramDoc)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Famous Singer

13 Maret 2023   14:36 Diperbarui: 13 Maret 2023   14:46 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini jadwal bernyanyiku padat sekali. Manajerku bernama Nyong, memberikan waiting list dalam beberapa minggu ke depan. Belum lagi jadwal podcast dari youtuber Kak Berryl, yang ingin mendengar cerita dan perjuanganku sampai sukses saat ini. Tidak segampang mereka lihat apa yang aku lakukan dan perjuangkan. Walaupun hanya meraih juara dua dan harapan saja saat sekolah, menyurutkan semangatku untuk menjadi The Famous Singer.

"Kak Ava, ini jadwal pagi sampai malam nanti. Baju dan semuanya sudah aku siapin juga," kata Nyong, manajerku sambil memberikan Macbook khusus kerja dan merapikan rambutku.

"Terima kasih, Nyong," timpalku dengan meng-scroll jadwal di Macbook.

"Eh Kak, ada pemberitaan di media sosial tentang permintaan foto fans selesai manggung. Mereka sudah menunggu sejak lama dan membuat postingan ramai-ramai", tambah Nyong.

"Gampang deh, Nyong. Nanti aku klarifikasi saat di podcast. Kenapa aku enggak merespon permintaan mereka foto bareng", jelasku santai.

Rambutku sudah tertata rapi. Aku siap berangkat menuju lokasi pertama, launching sebuah perusahaan ternama. Nyong memperkirakan harus sampai sebelum acara di mulai. Setelah 45 menit dalam perjalanan, aku langsung menuju booth yang telah disiapkan oleh panitia. 

Acara akan dimulai 15 menit setelah semua pengunjung sudah berdatangan. Sebelum namaku di panggil dan naik atas ke panggung, aku melakukan Warming Up dalam bernyanyi. Dalam kesempatan ini aku membawakan 2 buah lagu. Lagu pertama, aku menyanyikan Bahasa Kalbu milik Titi DJ yang pernah dibawakan oleh Lyodra. Lagu kedua, milik Daniel Bedingfield yang berjudul If You're Not The One. Lagu ini memang permintaan dari pemilik perusahaan.

Acara launching perusahaan ternama sudah selesai. Aku bergegas menuju lokasi kedua yang telah dijadwalkan oleh Nyong, podcast di rumah Kak Berryl. Jalanan tampak macet dan sangat panas. Di dalam mobil, aku meminta Nyong untuk mengabarkan keadaan saat ini. Aku mengambil kesempatan untuk beristirahat tidur di dalam mobil. Sesampainya di rumah Kak Berryl, dia menyambutku dengan ramah dan mengajakku untuk makan siang terlebih dahulu sebelum memulai podcast. Setelah semuanya sudah menyantap makan siang, podcast di mulai.

"Hai, Selamat siang. Kembai lagi denganku Berryl dalam podcast The Two Queens. Kali ini aku bersama penyanyi muda yang sangat terkenal dan cantik, Ava Aneska. Terima kasih juga sudah meluangkan waktu untuk kita ngobrol kisahmu dan perjuangan sampai menjadi Penyanyi Terkenal seperti sekarang. Ceritakan bagaimana kehidupanmu yang dulu dan sekarang?", kata Berryl.

"Hallo, Selamat siang juga Kak. Terima kasih sudah mengundangku dalam podcast Kakak. Dulu saat masih sekolah, aku suka bernyanyi dan mengikuti lomba dimanapun. Ayah dan Ibuku selalu mendukung bakatku. Beliau rela mengantar dan menemaniku sampai keluar kota. Sampai pada sebuah ajang pencarian bakat penyanyi aku juga turut serta. Aku melewati beberapa proses lama berbulan-bulan di karantina hingga mendapatkan juara 1", cerita Ava.

"Wah, ternyata selama ini orang tuamu mendukungmu ya. Aku salut sekali, Va. Namun, akhir ini aku melihat komentar netizen tentang permintaan foto para fans malah kamu hiraukan. Apakah kamu mempunyai alasan terkait ini?", tanya Berryl.

"Iya Kak, dalam kesempatan ini aku akan mengklarifikasi. Saat aku mengisi acara di televisi swasta, ada temanku. Dia meraih juara tiga dan fansnya tidak banyak. Aku hanya menjaga perasaan dia ketika fansku banyak yang meminta foto dan bersorak sorai memanngilku. Aku harap para fansku bisa mengerti dengan segala keputusanku. Aku selalu berterima kasih kepada para fans yang terus mendukungku", jelas Ava.

Kak Berryl terus melanjutkan pertanyaan dan aku juga menjawab semua pertanyaannya sambil sesekali aku meneguk minuman yang disediakan dalam podcast untuk iklan. Dalam tegukan ketiga, aku tersedak yang mengakibatkan batuk berkali-kali.

"Uhuk. .uhuk. .uhuk. .", suara batukku yang semakin berat.

"Ava bangun!", suara keras Ibu sambil menepuk pundakku.

"Loh, aku kok di kamar. Aku sedang ada di podcast Kak Berryl Bu", kagetku sambil menggaruk kepala.

"Kamu mimpi ya? Sudah sana bangun, mandi dan bersiap berangkat sekolah. Jangan lupa anter kue Ibu ke warung Pak Mamat", kata Ibu.

Aku masih tidak percaya bahwa itu hanya mimpi. Bagai pungguk merindukan Bulan. Bulan yang jauh, tak dapat ku raih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun