Aku tiada, kosong belaka, hanya Dia yang ada, hanya Engkau yang sejati berisi inti. Aku hanyalah penampakan dari keaslian hakikat Dzat-Mu. Aku dan semua ciptaan-Mu sama dalam bungkusan yang diliputi kemahahalusan-Mu. Namun bisikan jahat, dan nafsu selalu membuatku kehilangan kelembutan, keras, kasar, kesasar, merasa besar, dan tak sadar jika hanya Engkau Maha Besar pemilik segalanya.
Kelembutan dan halusan-Mu menembus masuk keseluruh pori sel setiap ciptaan, seharusnya membuat semua luruh dihadapan-Mu. Aku ciptaan yang Engkau berikan jalan ilham pilihan, tapi sering, dan mungkin telah menjadi kebiasaan, aku salah melangkah. Karena keangkuhan, merasa nyata, ada, berkuasa, yang sesungguhnya hati spiritualku kosong tiada isinya. Otakku dipenuhi pandangan sifat keduniaan yang menjadi penghalang jalan lapang merengkuh pelukan kelembutan.
Mataku terbuka melihat semua yang Kau cipta, jelas adanya, beda dengan hatiku yang tertutupi kabut hitam tebal membutakan, sehingga tak mampu beradu pandang dengan kemahahalusan. Tak bisa memperhatikan Engkau yang lebih besar dari bumi, bahkan dari jutaan galaksi, lebih luas dari samudra, lebih tinggi dari ujungnya langit bumi. Segalanya, semuanya adalah Engkau yang meliputi, tapi nafsu yang berkoalisi dengan bisikan setan, menjadikan enggan tunduk dalam penghambaan.
Ketika mata jasmani berlawanan dengan mata ruhani, ini bencana bermula yang tak kusadari. Bila ku getol berbuat baik, hati ini masih berharap pandangan dari sesama ciptaan, bukan dari-Mu yang Maha Tahu. Jika ku berbalik buruk perilaku pun tak menghiraukan bahwa Engkau Maha Memperhatikan setiap kelakuan. Semua tak lepas dari detail dalam file vidio-Mu yang kedap virus; baik, dan buruk, semua terekap dalam catatan penilaian dan perhitungan keadilan, tapi itupun ku tak peduli.Â
Yaa Tuhan, jangan Engkau cabut pengelihatan mata fisiku, mohon bersihkan mata ruhaniku dari hijab keangkuhan, merasa berkuasa, dan mengada-ada. Agar aku mampu melihat, dan merasakan rengkuhan-Mu duhai yang Maha Lembut. Jangan lepaskan genggaman-Mu dari tanganku, agar senantiasa bertumbuhkembang dalam diriku indahnya baik sangka atas segala ciptaan, keadaan, dan kejadian. Hingga aku sadar selamanya bahwa Engkau Maha Kuasa atas segalanya.
Catatan: Terinspirasi dari materi kajian Ust. Abdul Aziz (27 Januari 2025, di Musholla Sidratul Muntaha)
*) Anggota SPK Tulungagung, Paksi Jatimpak, dan Ketua YSCT.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI