Tepat pada tanggal 27 Rajab 1446 H (26 Januari 2025) hari dimana secara luas Ulama sepakat sebagai hari dimana Nabi diberi anugerah luar biasa 'diluar logika' yaitu "Isra' Mi'raj". Pada pukul 21.00 WIB KH. DR. Bagus Ahmadi, M.Pd.I (Ketua PCNU Tulungagung) beranjak dari rumah transit menuju ke panggung megah Pengajian Peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad, SAW dan Majelis Rutin Lailatul Ijtima'. Majelis mulia yang dimotori oleh Pengurus PRNU Desa Babadan episode ini bertempat di Musholla Jabal Nur.Â
Antusiasme sangat terasa menyelimuti setiap jamaah yang hadir, lantunan Asyrakal yang ditampilkan oleh ibu-ibu Fatayat dan Muslimat setempat menyambut kehadiran Kyai Bagus (panggilan akrab Beliau). Semua jamaah berdiri tegak turut membersamai group hadrah membuat bacaan sholawat dimaksud semakin menggema dan menggetarkan dada. Tampak wajah mereka berseri penuh semangat, menambah aura hangat yang membawa ke alam spiritual makin mendalam.
Musholla yang megah tersebut terlihat penuh dengan kehadiran para jamaah, disebelah utara dan timur musholla dipenuhi mustami'at sementara di serambi dan dalam musholla berjajar rapi para mustami'in. Getaran frekwensi yang sama, untuk mengingat kembali kisah indah penuh hikmah dari seorang hamba pilihan, seolah tak sabar mereka nantikan.
Kyai Bagus memulia paparan dengan lebih dahulu menggiring alur fokus pikiran jamaah, Beliau sangat memahami bagaimana psikologi umat, dimana mayoritas suka mendengar kisah atau cerita. Realitanya memang begitu, terbukti acara TV yang banyak ditonton adalah sintron, film, atau komedi.Â
Kyai Bagus menyitir dengan sebuah kebiasaan dikalangan masyarakat, ketika menjelaskan makna Isra' adalah perjalanan pada suatu malam. "Nah, kalau bapak-bapak seringkan melakukan perjalanan pada suatu malam dari rumah ke warkop, benar begitu ya?" Statemen Beliau yang direspon dengan 'geerrr', dilanjutkan bukan itu yang dimaksud aplikasinya Isra dalam kehidupan. Tapi perjalan dari tempat tidur ke kamar mandi dan tempat wudhu untuk shalat malam, sebagaimana makna Isra didalamnya tersembunyi perintah istimewa yaitu qiyamul lail. Kiranya termasuk perjalan hadirin para jamaah dari rumah ke Musholla Jabal Nur ini. Atau setiap hari ketika kita mendatangi musholla, masjid untuk shalat berjamaah.
Beberapa value yang bisa kami petik dari sekian banyak nilai pelajaran yang disampaikan Kya Bagus, dinataranya, bahwa (Pertama) Nabi Muhammad merupakan hamba pilihan, Beliau tidak mungkin menempuh jarak kira-kira 1.500 Km (Masjidil Haram ke Masjidil Aqsho), tapi karena diperjalankan oleh dzat yang Maha Suci, maka semua menjadi sangat mungkin. Mirip dengan kita, semua jamaah yang bisa hadir dalam majelis ini adalah hamba-hamba pilihan yang diperjalankan Allah sehingga memenuhi muholla ini.
Kedua, Kejadian Isra' Mi'raj menjadi bagian dari ujian keimanan bagi hamba, sejak zaman Nabi hingga zaman ini. Memang secara logika tak mudah menerima kisah ini, kejadian dahsyat tersebut hanya bisa diterima ketika sandaran hati kita adalah keyakinan akan kekuasaan Allah yang tiada batasnya. Analog, bagaikan seekor semut yang menyandarkan dirinya kepada mahkluk yang lebih hebat dari dirinya (manusia), ia bisa pergi kemanapun dalam waktu singkat yang nempel kepadanya.
Ketiga, Shalat diturunkan dengan cara yang sangat luar biasa, tentu didalamnya tersimpan sesuatu yang hebat pula, dan selanjutnya apakah kita juga memperlakukan shalat secara istimewa? Memperlakukan shalat secara istimewa adalah pesan Allah yang tersimpan dibalik peristiwa Isra' Mi'raj. Mengapa? Shalat itu membawa istimewa bagi pengamalnya (mendirikan) di dunia hingga kelak di akhirat. Shalat akan dinilai pertama kali pada hari perhitungan, jika Shalat kita lakukan secara istimewa, maka amalan yang lain akan dinilai istimewa pula.Â