Senin 6 Januari 2025, dengan diantar anak, aku coba untuk kembali masuk kerja. Nah, sampai di tempat kerja teman-teman pada komen, 'Pak Jenengan masih sangat terlihat pucat loh.. Apa gak sebaiknya istirahat ja di rumah'. Dan tak cuma satu teman yang bilang, maka dengan realita yang ada (sekali lagi, menolakpun gak bisa), akhirnya aku diantar teman untuk pulang.
Pada hari itu, malam harinya kembali aku diantar oleh putriku tercinta untuk kembali mendatangi tempat praktik dokter, akhirnya kami diberi beberapa vitamin dan tentuny surat ijin dan keterangan sakit. Dengan ini otomatis dalam beberapa hari dedepan aku kembali memaksilamkan waktu untuk pemulihan.Â
Karena surat ijin dokter hanya berlaku untuk 3 hari, maka pada tanggal 9 dan 10 Januari 2025, saya harus memulai kerja lagi. Hari Kamis itu kami coba untuk membawa kendaraan sendiri, karena aku sudah merasa lebih fit dari sebelummnya, dua hari terakhir aku telah merasakan enak untuk makan, walaupun porsinya masih sangat sedikit. Alhamdulillah, satu hari kerja dapat hingga dentang bel waktu pulang menjelang.
Walaupun belum bisa kerja secara maksimal, tapi setidaknya kami sudah bisa kerja kembali, ketemu dengan rekan-rekan kerjaku. Hari Jum'at pun Allah berikan kekuatan untuk melaksanakan tugas hingga jam kerja tuntas. Benar, jika kesehatan telah dikembalikan kepada hamba, maka juga tinggal menerima saja, logika tak mampu jangkau, bahwa sekejap karunia sehat bisa kembali lagi, walaupun belum pulih seutuhnya.Â
Karena belum maksimal sih kondisi kesehatan tubuhku, sehingga hari Sabtu (11 Januari 2025) yang telah lama aku rencanakan bersama keluarga untuk nonton bareng Film 'Keajaban Air Mata Wanita' di Gedung Bioskop Golden-pun terpaksa aku batalkan dulu. Hamba hanya bisa berencana, keputusan tetap pada tangan yang Kuasa, ini bukti lagi bahwa kekuasaannya itu mutlak.
Hari Ahad, 12 Januari 2023, sebenarnya telah kami mulai lagi untuk berakrab kembali dengan keyboard, namun benar-benar gak bisa dikelabuhi bahwa kesehatan fisik sangat berpengaruh pada kemampuan daya fikir. Aku sok-sok udah fullpower, ee... baru juga nulis 200 kata, rasanya seperti kehabisan energi. Â Yaa.. udah kuakhiri dulu, ntar aku sambung lagi.
Pagi ini Tuhan beri kesempatan aku bangun dalam kondisi yang jaauuh lebih segar dari hari-hari sebelumnya, sehingga moment ini sepertinya Yang Maha Kuasa membukan gerbang agar aku bisa lebih banyak bercerita tentang kisah singkat pengalaman indahku selama 10 hari mengikuti prosedur 'karantina mandiri'. Pengalaman kecil, namun penuh dengan pelajaran yang sangat bernilai bagi aku, betapa tidak, hari-hari itu Tuhan membuka mataku untuk memahami lebih dalam, bahwa manusia itu tak kuasa menolak setiap keputusan Yang Maha Kuasa.Â
Sujud Syukur luar biasa kepada-Mu yaa Rabb...
Semoga bermanfaat....
*) Anggota SPK Tulungagung, Paksi Jatimpak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI