Mohon tunggu...
joko susilo
joko susilo Mohon Tunggu... -

Saya seorang warga negara Indonesia yg cinta dgn negaraku...memiliki keluarga yg harmonis satu istri dgn 2 anak sepasang...bekerja dan merintis usaha supply bambu untuk berbagai macam keperluan...salam kasih.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indahnya Kerukunan

26 April 2011   14:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:22 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya ingin berbagi cerita yang mungkin dapat menjadi berarti bagi kita semua.
Pinggiran Bogor - Tangerang adalah tempat tinggal saya, merupakan daerah transisi dari pedesaan menuju ke perkotaan.
Masyarakatnya terdiri dari beragam suku, etnis dan agama, ada sunda, jawa, batak, keturunan tionghoa dan berbagai agama Islam, Kristen, Budha dan Konghucu. Tempat ibadah pun ada Mesjid, Gereja, dan Vihara.

Saya adalah penganut Kristiani, sekeliling saya penganut Islam, bahkan tetangga saya kanan kirinya merupakan Pak Haji dan Bu Haji, bahkan ada ada satu orangtua ( Ibu Haji ) yang menganggap kami sekeluarga sebagai anak-anaknya. Kami hidup rukun berdampingan tanpa ada yang saling menyakiti dan menghina.

Ada hal menarik dalam kehidupan bermasyarakat dilingkungan saya, yang pertama, walaupun saya berbeda agama kalau ada acara seperti "kenduri ( bahasa jawa ) " saya diundang untuk ikut dan saya ikut, bahkan ada acara " mauludan " pun saya diundang dan lagi-lagi saya juga datang. Pada saat hari-hari besar keagamaan kami masing-masing saling mengucapkan selamat.

Selain bekerja saya juga punya usaha yang berhubungan dengan para petani bambu, notabene pengusaha-pengusaha bambu ratairata adalah Pak Haji, namun mereka semua saling menghargai dan menghormati, bila hari Jumat saya tidak menganggu ibadah mereka dengan aktifitas perdagangan dan pada hari Minggu mereka pun tahu bahwa itu hari ibadah saya dan mereka menghormati dan menghargai hari tersebut.

Yang lebih menarik lagi, seringkali pada saat kami bertemu di kebun bambu di bawah pohon jengkol, kami sering berbincangibincang tentang keagamaan kami masing-masing dengan penuh saling mendengarkan dan menghargai, kami sering berdiskusi bagaimana kita mengaplikasikan ajaran agama kami masing-masing supaya tercipta masyarakat yang berahlak dan sejahtera dan menjalankan ajaran agama kami masing- masing dengan baik dan benar dan penuh dengan kedamaian.

Itulah sedikit cerita dari saya, bahwa ternyata di negeri Indonesia ini masih banyak masyarakat yang rukun, saling menghargai dan menghormati serta menginginkan kerukunan hidup bernegara dan berbangsa.
Itulah kerinduan dari saya masyarakat kecil dan awam yang sangat merindukan kedamaian di negeri ini.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat, dan mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan ini, maklum baru belajar menulis.
Salam damai sejahtera negeriku Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun