Mohon tunggu...
susilo ahmadi
susilo ahmadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - sekedar menyalur hobi menulis

cuma orang biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Puasa Sunnah, Cara untuk Terus Mengingat Ramadan

7 Juni 2019   05:55 Diperbarui: 7 Juni 2019   06:01 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya Ramadhan telah berlalu. Seperti yang pernah saya tuliskan sebelumnya jika tidak ada bulan lain yang se-kondusif Ramadhan dalam menjalankan ibadah. Sungguh sangat mudah melakukan berbagai ibadah di bulan Ramadhan.

Sebagai contoh puasa wajib 30 hari berakhir tanpa terasa berat sama sekali. Beda sekali dengan misalnya berpuasa satu hari saja di bulan Sya'ban atau Rajab yang terasa cukup berat. Karena itulah usai Ramadhan ini ibadah jangan langsung dikasih kendor.

Selama bulan Syawal masih ada puasa sunnah 6 hari. Tak lama kemudian masih ada bulan Dzulhijah dimana kita disunnahkan untuk berpuasa dua hari yaitu Tarwiyah dan Arafah. Selain itu masih banyak amalan-amalan puasa sunnah lainnya seperti puasa Daud atau puasa Senin Kamis.

Puasa-puasa sunnah inilah cara untuk selalu mengingat Ramadhan. Memang statusnya hanyalah puasa sunnah (tidak wajib) tetapi jika terus dijalankan secara kontinyu juga akan dapat memberikan manfaat dan pahala yang besar pula. Bisa dikatakan berpuasa adalah gaya hidup kakek nenek kita pada jaman dulu. Karena itulah kebanyakan mereka panjang umur dan selalu sehat meskipun sudah lanjut usia.

Sungguh berbeda dengan orang-orang jaman now yang sudah melupakan kebiasaan berpuasa ini dan lebih memilih untuk terus mengisi perutnya dengan apa saja dimana saja mulai pagi sampai malam. Jadilah kemudian muncul banyak penyakit yang sukar disembuhkan dengan ilmu kedokteran paling canggih sekalipun.

Dari sisi spiritual, puasa juga membuat si pelaku lebih tenang serta dapat mengurangi stress padahal stress ini ending-nya bisa menyebabkan gangguan jiwa. Katanya sih sekarang satu dari tiga orang Indonesia tengah mengalaminya.  

Ramadhan juga selalu diakhiri dengan berzakat fitrah. Sebuah pembelajaran bagi kita semua tak peduli sesibuk apapun membangun hubungan baik dengan Allah lewat puasa, shalat atau yang lainnya tetapi jangan pernah lupa untuk membangun hubungan baik dengan sesama manusia karena itulah puasa dan zakat fitrah merupakan satu paket lengkap yang tidak bisa dipisahkan.

Akhir dari semuanya adalah Idul Fitri yang diharapkan kita semua untuk saling memaafkan dan memberikan maaf. Boleh dikatakan budaya maaf ini masih sangat kurang di negara kita ini.

Sering seseorang telah melakukan kesalahan kepada tetapi mereka masih nyaman-nyaman saja tanpa berusaha untuk meminta maaf. Bahkan saya sendiri juga sering merasa sangat sulit untuk memaafkan dan memberikan maaf. Penyebabnya kadang mungkin karena malu atau ego yang terlalu tinggi. Sampai-sampai saya pernah berpikir sungguh sulit menjadi orang yang benar-benar pemaaf.

Semoga semua nilai-nilai spiritual nan mulia yang telah diajarkan oleh Ramadhan akan tetap terus melekat di dalam hati dan jiwa. Godaan dan ujian memang akan terus berjalan mengikis nilai-nilai itu setelah Ramadhan pergi tetapi ingatlah bahwa kita masih memiliki benteng pertahanan berupa puasa-puasa sunnah yang bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Semoga kita semua masih dipertemukan dengan Ramadhan tahun selanjutnya dan diberikan kekuatan penuh untuk menjalankan semua ibadahnya. Amin.     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun