Mohon tunggu...
susilo ahmadi
susilo ahmadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - sekedar menyalur hobi menulis

cuma orang biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menjaga Hati Selama Ramadan dengan Beribadah

18 Mei 2019   08:48 Diperbarui: 18 Mei 2019   08:57 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan bekal "gizi" positif ini dan bebas "debu" maka hati akan siap memancarkan nilai-nilai ilahi setiap waktu. Begitulah kira-kira logika mudahnya.

Karena itulah di bulan suci ini kita berhenti sejenak selama beberapa detik sebelum melakukan sesuatu. Cobalah berhenti sebentar dan renungkan misalnya ketika akan update status di medsos, apakah ini berguna atau hanya akan membuat orang marah? Ataukah ketika akan mengatakan atau merespon sesuatu coba pikirkan sekali lagi baik-baik. 

Sebagai contoh apa yang saya alami sendiri beberapa hari lalu ketika di suatu siang saya mendatangi rumah seorang kerabat. Tujuan utama saya hanyalah mengklarifikasi penggunaan uang yang sudah saya berikan kepadanya. Saya datang dan menanyakan baik-baik ke rumahnya tetapi yang terjadi malah dia mengira saya telah menuduhnya memakan uang itu. 

Saya pun dengan nada pelan (karena memang lagi lemas puasa) mencoba sekali lagi menjelaskan duduk perkaranya dengan sebenar-benarnya tetapi rupa-rupanya hingga mungkin 20 menit gayung tak bersambut. Dia malah sibuk nerocos mencari pembenaran atas semua yang sudah dilakukannya. 

Saya pun tidak terlalu banyak merespon karena saya tahu akhir cerita ini akan kemana. Saya tahu jika tetangga saya ini seorang pemarah memang. Dulu pernah saat berpuasa dia marah-marah besar di siang hari lalu langsung membatalkan puasanya. 

Selama ini berkembang sebuah aturan tak tertulis di kampung, jika seseorang yang sedang berpuasa lalu marah maka dia diperbolehkan untuk membatalkan puasanya (aneh dan lucu ya?). Padahal setahu saya bagaimana seorang yang sedang berpuasa bisa marah-marah? Energi dari mana untuk marah itu? Karena marah memerlukan energi yang cukup besar. 

Saya akhirnya memilih untuk langsung pulang meskipun sebenarnya pembicaraan belum selesai karena memang saya anggap selesai begitu saja. Tak mau hawa amarah yang dia tebarkan kemudian saya respon yang malah berpotensi bisa mengotori hati dan jiwa di bulan yang baik ini. Intinya menjaga hati adalah tentang belajar dan bulan Ramadhan ini adalah saat yang sangat ideal untuk belajar melakukannya.     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun