Mohon tunggu...
Susi Lestari
Susi Lestari Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Semoga sukses untuk kita semua

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Egois

21 Januari 2021   22:05 Diperbarui: 21 Januari 2021   22:15 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Sudah lama aku hidup di dunia, sudah begitu banyak ujian hidup yang telah berlalu, tapi hanya sebagian kecil yang mampu menjadikanku kuat. Bukan karena ujian itu tidak meberikan pembelajaran akan tetapi sikap egois ku yang terlalu besar. Keluarga, teman, bahkan agama pernah terluka karenanya".

Tetapi pernahkah kau mendengar kalimat ini "Betapa bodohnya manusia dia menghancurkan masa kini untuk masa depan, tetapi menangis di masa depan dengan mengingat masa lalu", Ali bin Abi Thalib. 

Kalimat yang begitu menusuk bukan ? membuat setiap orang akan berpikir

"apakah di masa depan saya akan menjadi lebih baik ?";"Apakah yang sudah saya kerjakan saat ini sudah sesuai dengan aqidah dan perintah Allah?".

Dan mungkin banyak pertanyaan lain.

Sama seperti aku yang terlalu egois atas diriku sendiri, menganggap semua yang terjadi adalah karena diriku sendiri. Tapi sejujurnya aku salah, tidak akan mungkin aku bisa melalui semua masalah, ujian hidup tanpa campur tangan dari Tuhanku.

Hal paling mendasar yang harus kita ingat adalah kita milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Segala yang kita kerjakan dahulu, hari ini, atau di masa depan akan mendapat imbalan entah pahala ataupun dosa. Berbuat baiklah, tekunlah dalam beribadah, ikhlas, dan sabar dalam menjalaninya akan membantu diri kita menjadi seorang hamba yang lebih baik lagi.

Tahukah kamu bahkan Nabi pun pernah merasa egois. Nabi juga seorang manusia biasa yang berikan Mukjizat dan keistimewaan khusus untuk menjadi penghubung antara Tuhan dan Manusianya. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa Nabi pun pernah merasakan egois.

Menurut sebuah riwayat yang disampaikan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari juga riwayat dari Ibnu Abi Hatim, yang diterima dari Ibnu Abbas,

" sedang Rasulullah menghadapi beberapa orang terkemuka yaitu Utbah bin Rabi’ah, Abu Jahal dan Abbas bin Abdul Muthalib dengan maksud memberi keterangan kepada mereka tentang hakikat Islam agar mereka sudi beriman. Pada waktu yang sama, masuklah seorang laki -laki buta, yang dikenal namanya dengan Abdullah bin Ummi Maktum”, Dia masuk ke dalam majelis dengan tangan meraba-raba. 

Sejenak Rasulullah terhenti bicara, Ibnu Ummi Maktum memohon kepada Nabi agar diajarkan padanya beberapa ayat al-Qur’an. Beliau merasa terganggu sebab sedang menghadapi pemuka-pemuka Quraisy, terlihatlah wajah beliau masam menerima permintaan Ibnu Ummi Maktum, sehingga perkataannya itu seakan-akan tidak beliau dengarkan. Beliau terus juga menghadapi pemuka-pemuka Quraisy itu.

Akhirnya Allah menurunkan surat ‘Abasa yang artinya :

"Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, sebab telah datang seorang buta kepadanya, tahukah kalian barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa).... (Qs. ‘Abasa : 1-4)

Setelah ayat itu turun, sadarlah Rasulullah saw akan kekhilafannya itu. Lalu segera beliau hadapilah Ibnu Ummi Maktum dan beliau perkenankan apa yang ia minta. Ibnu Ummi Maktum pun menjadi seorang yang sangat disayangi oleh Rasulullah saw.

Allah swt begitu halus mengingatkan Rasulullah saat beliau sedikit saja melakukan kesalahan, sebab menurut Rasulullah melobi para pembesar Quraisy lebih penting dibandingkan dengan melayani Ibnu Ummi Maktum.

 Tipe egois

Sikap egois bisa kita temukan di manapun lebih tepatnya adalah dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh dari egois mendustakan ayat-ayat Allah, ingin menang sendiri, suka mengatur tapi tidaklah mau diatur.

Pertama: Mendustakan ayat-ayat Allah, Dalam hal ini cakupannya sangat luas sekali. Orang kafir bisa dikategorikan orang yang egois, sebab mereka enggan memeluk islam. Padahal agama Islam adalah agama penyempurna bagi agama sebelumnya. Sehingga jelaslah bahwa mereka adalah orang-orang yang bisa dikatakan orang yang super egois. 

Orang yang mengaku muslim (orang Islam) tetapi tidak melaksanakan perintah-perintah Allah maka termasuk ke dalam orang-orang egois. misalnya saja tidak mengerjakan solat 5 waktu, serta amalan lain yang sudah Allah perintahkan, serta tetap menjalankan apa yang telah Allah larang seperti berfoya-foya, minum-minuman keras dan lain sebagainya.

Kedua: Ingin menang sendiri, Orang yang ingin menang sendiri biasanya tidak peduli dengan apa yang ia lakukan, walaupun itu sebetulnya salah. Contohnya dalam sebuah pertandingan kalah dan menang adalah hal yang biasa. Hanya saja karena seseorang ingin menang sendiri maka dia akan melakukan hal-hal yang tidak sportif dan curang. Ini bisa menyebabkan banyak masalah diantaranya dijauhi teman, membuat malu orang yang mendukungnya.

Ketiga: suka mengatur tapi tidak mau diatur. Seorang pemimpin dituntut untuk mampu memimpin bawahannya, karena masa kepemimpinan seseorang pasti ada batas waktunya, jika saatnya nanti kita yang harus diatur oleh yang lain maka kita harus siap.

Keempat: keras kepala, yaitu seseorang yang tidak bisa menerima masukan dari orang lain. Orang yang keras kepala pada masa Nabi Musa as adalah Fir’aun, dan akhirnya Allah SWT tenggelamkan Fir’aun dan tentaranya di tengah lautan. Tak hanya itu, pada masa Nabi Nuh as. umatnya juga sangat keras kepala. Sehingga Allah SWT mengirimkan banjir bandang yang sangat dahsyat, sehingga tidak ada yang selamat dari umatnya Nabi Nuh walaupun pun mereka lari ke atas gunung. Kecuali yang ikut naik kapal dengan Nabi Nuh as mereka selamat.

Cara menghilangkan sikap egois dalam Islam :

a. Selalu berpikir baik kepada orang lain, jangan biarkan pikiran negatif masukkedalam pikiranmu

b. Jangan suka membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain

c. Kembangkan empati kita terhadap orang lain

d. Perbanyakan senyum. Ingat senyum adalah ibadah

e. Berpuasa. Karena puasa dapat melatih diri kita untuk menahan hawa nafsu termasuk sikap egois

f. Berdoa

g. Menjaga solat

Perang melawan hawa nafsu adalah perang yang sesungguhnya. Filsafat kuno juga mengatakan bahwa musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri. Mungkin hanya Iman lah yang akan menjadi penawar keegoisan itu. Abu Bakar Al-Warraq berkata "Jika hawa nafsu mendominasi maka hati akan menjadi kelam, jika hati menjadi kelam, maka akan menyesakan dada. Jika dada menjadi sesak, maka akhlak nya rusak. Jika akhlak nya rusak, maka masyarakat akan membencinya begitupun dirinya akan membenci masyarakat".

Perbaiki diri, dan kejar rido Allah SWT agar kelak dimasa depan tidak ada penyesalan dan tangisan karena mengingat masa lalu.

Semoga kita selalu dalam Cinta, kasih, rido, serta karunia dari Allah swt. Aamiin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun