Grebeg Ojeg adalah tradisi syukuran yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Drojogan, Sidomulyo, Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Grebeg Ojeg tidak hanya sebuah perayaan tetapi juga merupakan wujud keberagaman yang diungkapkan melalui roda kecil.Â
Alasan tradisi ini dinamakan "Grebeg Ojeg" karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat Drojogan merupakan  penjual ojeg atau penthol dengan menggunakan gerobak atau sepeda.Â
Ojeg atau penthol adalah camilan khas berbahan tepung kanji dan tepung terigu yang dibentuk bulat dan kenyal dengan ditambahkan bumbu pelengkap seperti sambal kacang, kecap, dan saus.Â
Grebeg Ojeg dimulai pada tahun 2015 dan telah menjadi agenda tahunan dibulan Oktober, dikelola oleh  Komunitas Bagong Petruk (Kompeba) atau semacam nama karang taruna yang berada di Dusun Drojogan.
Grebeg Ojeg dimeriahkan dengan berbagai acara. Masyarakat bisa menikmati kesenian seperti tarian brondut, gedrug, perlombaan kaligrafi, bazar, senam sehat, dan pengajian akbar.Â
Puncak kegiatan Grebeg Ojeg adalah kirab Gunungan Ojeg. Gunungan Ojeg dibuat dengan bentuk kerucut besar dan dihiasi oleh ojeg dengan berbagai ukuran.Â
Dalam tradisi ini Gunungan Ojeg akan dipikul oleh pemuda atau masyarakat yang mengaraknya berkeliling desa dengan mengenakan baju yang terbuat dari koran, dari sampah plastik yang layak pakai, dan kostum unik lainnya. Setelah kirab selesai akan diadakan doa bersama dan Gunungan Ojeg akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang hadir. Karena terbatasnya jumlah ojeg yang tersedia masyarakat akan berdesak desakkan, menciptakan suasana ramai dan riuh yang disebut sebagai 'Grebeg'.
Acara Grebeg Ojeg ini diharapkan bukan hanya sebagai tempat hiburan tetapi juga dapat menjadi wadah mempererat silahturami dan menjadi bentuk ungkapan syukur atas melimpahnya rezeki yang diberikan Tuhan setiap tahun. Selain itu, tradisi ini menjadi bukti nyata nilai-nilai Pancasila seperti, rasa syukur kepada Tuhan, terwujudnya rasa kemanusian dan kebersamaan, wujud persatuan bahasa dan budaya, gotong royong, dan keadialan sosial.Â
Semua nilai tersebut tercermin dalam tradisi Grebeg Ojeg. Tradisi ini menanamkan cinta tanah air kepada generasi muda. Dengan melibatkan mereka dalam tradisi Grebeg Ojeg diharapkan mampu meningkatkan kreatifitas dan keaktifan mereka dalam melestarikan serta mengembangkan warisan budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H