Senin pagi yang cerah di sebuah sekolah menengah pertama. Para siswa tengah berbaris mengikuti aktivitas rutin upacara bendera. Setelah peserta upacara membaca teks Pancasila tiba-tiba seorang siswi tubuhnya nampak sempoyongan, raut wajahnya pucat. Hampir saja ia jatuh pingsan. Beruntung teman di dekatnya segera ia memegang tubuh temannya itu, sambil memanggil petugas PMR yang sedang bersiaga di belakang barisan. Kemudian datang dua orang anggota PMR menghampirinya. Dengan sigap mereka menuntun, dan memandu siswi tersebut, kemudian dibawa menuju ruang UKS.
Sesampainya di UKS segera dibaringkan di ranjang yang sudah tersedia di ruangan tersebut agar bisa istirahat dan segera pulih. Nama siswi tersebut adalah Serna, seorang anak dari kelas delapan satu, dikenal sebagai anak pendiam namun rajin belajar. Di sisi sebelah kanan dan kirinya telah ada beberapa siswa-siswi lain yang juga nampaknya kurang sehat dan membutuhkan rehat.
Setelah Serna dibaringkan, ia seperti pingsan atau tertidur, namun itu tidak lama, tiba-tiba saja ia terbangun dan duduk, matanya terbuka, dan mulutnya tertawa, sambil berkata sesuatu yang kurang jelas maknanya, menatap ke arah depan, kanan dan kiri. Semua anak yang ada di ruang UKS terkejut, tiada yang berani bicara sepatah katapun. Salah satu anggota PMR bergegas keluar, Andin namanya. Ia paham harus ke mana, siapa yang harus dicari. Andin pergi untuk memanggil guru agama Islam.
Beberapa menit berselang Andin sudah kembali bersama pak Madi. " Ini dia Serna pak Madi yang saya ceritakan tadi", kata Andin. "Baik Andin, saya akan mendoakannya, Semoga ia bisa segera sadar, insya Allah", kata Pak Madi.
Setelah itu Pak Madi segera membaca surat Al-Fatihah, dan ayat Kursi, lalu diminumkan segelas air yang juga sudah dibacakan ayat Kursi. Beberapa menit kemudian Serna sudah bisa tenang, dan kembali sadar.
"Astaghfirulloh, ada apa ini, apa yang sudah terjadi, kenapa aku berada di sini?". Tanya Serna pada teman-teman anggota PMR yang berada dihadapannya. " Tadi kamu sempat sakit, hampir pingsan di lapangan, makanya dibawa ke sini", ujar Andin. "Oh iya, mungkin ini karena aku pagi tadi belum sarapan, aku khawatir terlambat sampai di sekolah. Kalian sangat baik sekali, terima kasih ya Andin dan kawan-kawan semua", jawab Serna. "Sama-sama Serna, sudah menjadi kewajiban kami sebagai anggota PMR", kata Andin mewakili kawan-kawan.
"Nak, kamu bukan hanya pingsan saja tetapi juga kamu telah kerasukan makhluk halus yang berdiam di lingkungan sini", kata pak Madi menambahkan. "Oh, kesurupan ya, kok bisa begitu ya pak guru? Serna terkejut, dan merasa heran dengan cerita Pak Madi.
"Aku jadi ingat kasus yang pernah menimpa teman-temanku beberapa pekan lalu, akhirnya aku mengalami juga kesurupan". Kata Serna melanjutkan.
"Meskipun begitu kamu tidak perlu takut atau khawatir. Kita semua sangat perlu membentengi diri dengan iman dan taqwa. Hal tersebut harus bisa diterapkan dalam aktivitas kita sehari-hari, misalnya membiasakan shalat lima waktu, membaca dzikir pagi dan petang atau do'a dalam setiap melakukan sesuatu, dan minimal perlu mengikuti pengajian pekanan, kalau tidak bisa setiap hari, minimalnya sepekan sekali, itu semua dalam rangka untuk menjaga keimanan. Dengan begitu kita akan mendapat ketenangan hati dan keamanan selain memiliki hubungan yang dekat dengan Allah SWT, dan insya Allah juga mendapat perlindungan dari gangguan jin atau setan", kata pak Madi yang menjelaskan lebih rinci.
"Oh begitu ya pak guru!", ujar Serna.
"Iya Serna. Salah satu ayat dari Al-Qur'an, bahwa Allah SWT., berfirman "alladzna man wa tathma'innu qulbuhum bidzikrillh, al bidzikrillhi tathma'innul-qulb" yang artinya "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah", Pak Madi mengutip, dan membacakan ayat Al-Qur'an.