Pesan Pak Kabid

Suatu hari ketika selesai PSAT hari ke-3, datang ke sekolah, Kabid SMP Disdik Kota Depok, bpk. Joko Sutrisno, M.M, maksud dan tujuan kedatangan beliau ke SMPN 12 Depok untuk monitoring kegiatan PSAT 2024, pembinaan terhadap para wakil kepsek dan staf, ditambah berbagi informasi terkait PPDB dan permasalahan dalam dunia pendidikan di Kota Depok.

Mengawali pembicaraan, beliau menyampaikan informasi mengenai suatu peristiwa tauran pelajar antara dua SMPN Negeri yang sempat terjadi di kecamatan Beji Kota Depok. Salah satu korban harus menjalani pengobatan senilai tiga puluh juta rupiah. Maka pelaku tauran dikenai ganti rugi beaya pengobatan, bila tidak maka si pelaku bisa berurusan dengan pihak yang berwajib, sebab jika begitu tidak diselesaikan secara kekeluargaan. 

Menurut beliau, dari pelaku hanya penyesalan yang di dapat setelah dimintai pertanggung jawabannya. Sebelum kejadian tersebut pasti belum sempat terpikir akibatnya, diri, dan orang tua merasakan kesulitan yang luar biasa. Supaya jadi pelajaran dari apa yang terjadi, sebagai guru bertugas menyampaikan agar sadar akan hal tersebut kepada peserta didik sehingga berpikir mendalam sebelum bertindak melakukan sesuatu. 

Itu tadi sebuah contoh, setelah ditelusuri berbagai peristiwa tauran tersebut bermula dari adanya hubungan antara beberapa siswa dengan oknum alumni, oknum alumni tersebut memberi pengaruh atau pengajaran perilaku negatif yang dampaknya tidak baik kepada adik kelasnya, mereka tidak memikirkan dampaknya, maka terjadilah yang tak perlu terjadi. 

Itulah sebagian dari permasalahan pendidikan yang perlu mendapat perhatian untuk di atasi agar tidak mudah muncul kasus serupa di semua sekolah sehingga menimbulkan kesan tidak ada upaya untuk mencegahnya, padahal tidak seperti itu fakta yang sebenarnya. 

Pak Kabid juga berpesan, seorang guru ketika sedang ada masalah di rumah jangan dibawa ke sekolah, segera selesaikan, atau lupakan sementara, supaya dapat memberikan perhatian yang terbaik pada peserta didik. Sudah pasti berbeda hasilnya seorang guru yang datang ke kelas dalam kondisi bermasalah dengan yang berniat mendidik generasi anak bangsa. Oleh karena itu guru harus senantiasa mengelola jasmani dan rohaninya. Guru harus paham metode menjaga kondisi jasmani dan rohaninya agar selalu stabil dan prima ketika sedang berhadapan dengan peserta didiknya. 

Sekolah harus bisa menyalurkan energi berlebih pada peserta didik dengan program ekskul wajib yang harus diikuti oleh semua murid sesuai bakat minat sebagai sarana untuk pembinaan karakter dan pengembangan diri agar mereka memanfaatkan waktu luangnya untuk hal positif, meminimalisir aktivitas negatif di luar sekolah. 

Selain itu perlu mengamati dan mengawasi gerakan dari segelintir alumni yang dianggap berpotensi memberi pengaruh negatif, seperti yang sering terjadi para oknum alumni yang menjalin hubungan dan membina adik-adik kelas untuk meneruskan budaya negatif seperti membolos, corat-coret, merokok, bermusuhan dengan sekolah lain yang notabene adalah tetangga satu daerah atau kecamatan. Sekolah jangan sampai kalah langkah dengan semua oknum yang tidak ingin menjaga dan memajukan pendidikan. 

Untuk mengatasi semua itu semua guru, staf, karyawan, dan pimpinan harus solid, kompak, dan semangat dalam bekerja menyelenggarakan pendidikan. Sebab tugas mulia seorang rasul menyebarkan kebaikan diteruskan oleh para pendidik di setiap sekolah, yang berbeda hanya pelaku dan masanya saja, intinya sama mengajarkan kebaikan yang dilakukan oleh nabi, sahabat, dan para ulama, itu semua akan menjadi catatan sejarah dan amal soleh buat para pendidik dan diberi keberkahan dan balasan yang baik dari Tuhan Yang Maha Esa.