"Pak Harto itu guru saya dan Pak Harto itu pahlawan saya", ucap BJHabibiedi Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (23/1/2016)".
BJ Habibie, Presiden RI ketiga, Guru Besar di beberapa Universitas terkenal dunia, doctoringenieur dengan spesialisasi konstruksi pesawat terbang, lulus  dengan predikat summa cum laude, pun masih menempatkan dirinya sebagai murid dari seorang guru.  Pak Harto didapuk sebagai mentornya, membimbing beliau dalam menapak karier di bidang politik dan mengarungi kehidupan.
Sampai sekarang pun, BJ Habibie  masih menganggap pak Harto sebagai mentor.  Ajaran-ajaran pak Harto, berupa piwulang kautaman, terus dipelajari dan dijadikan pegangan hidup.
"Successful people do not reach their goals alone. ....So, no matter who you are, I encourage you to start finding a mentor today". (Ken Blanchard, coauthor of The New One Minute Mentoring).Â
BJ Habibie dan Blanchard mungkin tak saling kenal.  Tapi kalimat-kalimat di atas membuktikan bahwa pendapat Blanchard  diamini  BJ Habibie.  Orang tak bisa sendirian untuk sukses.  Tak hanya Habibie, masih banyak orang hebat lainnya yang selalu mempunyai  guru, atau coach, atau mentor.
Mother Teresa, Â Santa (orang suci) Â di kalangan Gereja Katolik, saat hidupnya mempunyai "Bapa Pengakuan", yang bertindak sebagai mentor. Â Rudy Hartono mempunyai M. Irsan. Â Liem Swie King didampingi Tahir Djide. Mohammad Ali sangat bergantung kepada Angelo Dundee. Â Tiger Wood menjadi juara dunia karena Hank Haney. Â Deretan tokoh yang masih bisa terus diperpanjang, Â yang pada masa jayanya selalu dibimbing oleh "pelatih"-nya.
Steve Jobs, "manusia setengah dewa" di bidang revolusi digital pun, bahkan punya 2 mentor. Â Nolan Bushwell membimbing Jobs melalui Atari, sementara Mike Markkula, kampiun di ranah Sales dan Marketing, menginspirasinya dengan slogan : "We (Apple) are going to be a Fortune 500 company in 2 years".Â
Tapi mengapa orang untuk sukses tak bisa berdiri sendiri?. Â Pertama, karena tak ada manusia yang sempurna. Â Nobodyperfect. Â "Di atas gunung, masih ada langit. Â Di atas langit, masih ada lapisan langit yang lain".Â
Kedua, setiap manusia mempunyai "daerah buta" atau  blindspot,  area yang sulit dijangkau oleh panca-indera, oleh rasa dan oleh karsa manusia karena adanya perceptualinterpolation.  Orang sulit menghindar dari daerah-buta, kecuali ada orang lain yang menuntun keluar dari sana.  Itulah mentor.
Menjadi jelas mengapa relasi mentor-mentee menjadi sangat  dibutuhkan.  Para ahli managemen SDM menekankan pada kualitas relasi, karena sinergi yang dibangun  membuahkan nilai tambah yang luarbiasa.  Mentee keluar dari daerah-buta, sementara  mentor - mungkin tanpa terasa - membangun kepercayaan diri dalam menambah kompetensi dan professionality-nya.  Nah, bukankah terjadi simbiose mutualistis?.
Relasi mentor-mentee bukan sesuatu yang sederhana.  Lebih banyak cerita tentang kegagalan dibanding kesuksesan.  Itulah mengapa tekad bulat dan kerja keras perlu ditumbuhkan dari keduanya.  Mentee memerlukan ketekunan dan kesungguhan untuk mencerna inspirasi dari gurunya.  Mentor membutuhkan serangkaian pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan mentee-nya.  Siapa pun anda, bila ingin (lebih) sukses,  segera bangun relasi  mentor-mentee.  Bisa sebagai mentor, atau menjadi mentee, atau sekaligus menjadi keduanya.