Mohon tunggu...
Susatyo Kuncahyono
Susatyo Kuncahyono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berbangga-bangga telah melalaikanmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rano Karno Jadi Gubernur Gara-gara Ucapan Benyamin S

17 November 2014   18:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:36 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sabtu siang tanggal 15 November 2014 saya melihat secara sekilas film di televisi, judulnya “Si Rano”. Film ini dibintangi oleh Rano Karno dan Benyamin S. Ceritanya Benyamin dan istrinya sudah lama tidak dikaruniai anak dan Benyamin ingin mengangkat Rano menjadi anak angkatnya.

Dalam suatu adegan saya kaget mendengar dialog Benyamin S dengan istrinya. Istrinya tidak setuju mengangkat Rano menjadi anak angkat karena akan menjadi beban. Benyamin merayu istrinya agar mau menerima Rano. Benyamin bilang bahwa nanti Rano akan jadi gubernur atau jenderal. Deggg. Saya langsung teringat Rano Karno sekarang sudah menjadi PLT Gubernur Banten. Nabi Muhammad bersabda, “kullu kalam addu’a”. Ucapan itu doa. Meskipun Benyamin S mengucapkan dalam film, tapi ternyata menjadi kenyataan. Apalagi kalau orang mengucapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu bagaimana dengan ucapan Fahri Hamzah yang bilang Jokowi sinting. Apakah hal ini akan menjadi kenyataan? Wah bisa berabe jika itu terjadi. Tetapi sepertinya hal itu tidak akan terjadi. Dalam hadits yang lain, Nabi Muhammad SAW bersabda,“Ada tiga doa yang dikabulkan: doa orang yang teraniaya, doa musafir, dan doa (keburukan) orang tua atas anaknya”. Ucapan Fahri Hamzah termasuk menganiaya Jokowi, dan dia bukan orang tua Jokowi. Jadi justru doa Jokowi yang dikabulkan.

Mulutmu harimau-mu. Sudah sering kita mendengar hal ini. Banyak hadits Nabi Muhammad SAW mengenai ucapan dan lisan, diantaranya,

·“Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah dua lubang, yaitu mulut dan farji”.

·"Orang-orang yang memperolok-olok manusia akan dibukakan pintu surga. Lalu dikatakan kepadanya, "Mari, marilah!"  Orang itu datang dengan kesusahan dan kegundahannya. Ketika sampai, pintu surga itu terkunci buat dia. Terus menerus demikian, sehingga pintu itu dibukakan bagi orang tersebut, lalu dikatakan kepadanya. "Mari, Marilah!", Maka ia tidak datang lagi ke pintu itu".

·Pada waktu mi’raj, Rasul melihat kaum yang berkuku tembaga mencakar wajah dan dada mereka. Jibril mengatakan: “Mereka telah memakan daging orang dan mencela kehormatan orang”.

Maka kita harus hati-hati dalam berucap. Ingat sabda Nabi Muhammad SAW, “barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah dia berkata baik atau hendaklah dia diam”. Ya, diam itu emas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun