Setelah melakukan tur pra musim di Amerika Serikat di ajang International Champion Cup menghadapi tim-tim besar seperti Liverpool, Real Madrid dan Manchester United, tim asal ibu kota Italia ini mengawali musim 2014/2015 dengan sangat baik. Mereka memenangkan laga kandang awal dengan mengalahkan Fiorentina dengan skor 2-0. Dua gol tersebut disarangkan oleh Radja Nainggolan dan Gervinho. Begitupun dengan empat laga berikutnya, mereka dapat menaklukan Empoli, Cagliari, Parma dan Hellas Verona. Mereka pun berada di puncak klasemen dengan poin 15 sama dengan yang diperoleh Juventus.
Di ajang Liga Champions juga mereka menperoleh hasil positif dengan menghajar CSKA Moskow dengan skor 5-1 dan menahan imbang Manchester City dengan skor 1-1. Hal itu sangat menambah kepercayaan diri mereka untuk dapat memenangkan gelar pada musim ini. Di giornata ke-6, Roma menghadapi laga berat melawan Juventus di Juventus Arena. Dengan berbagai kontroversial di laga tersebut, Roma harus menyerah dengan skor 3-2. Â Hal ini sangat menyulut reaksi banyak pihak utamanya Pelatih Rudi Garcia yang merasa wasit merugikan timnya. Garcia pun mulai memberikan ultimatum bahwa Roma akan memenangkan gelar Serie-A.
Roma berhasil melupakan kekalahan dari Juventus dengan mampu menang melawan Chievo tiga gol tanpa balas. Tetapi di Matchday 3 Liga Champions Roma seolah-olah tidak bermain dengan konsentrasi penuh melawan Bayern Munchen di Olimpico. Hasilnya Roma digelontor tujuh gol dan hanya dapat membalas satu gol dari sundulan Gervinho. Dari sini konsistensi apik Roma mulai goyah. Mereka hanya mampu imbang tanpa gol melawan Sampdoria. Setelah itu mereka mencoba bangkit dan memperoleh kemenangan melawan Cesena 2-0 dari gol Mattia Destro dan Daniele De Rossi. Tapi kemenangan tersebut tidak dapat berlanjut di pekan berikutnya setelah kalah melawan Napoli 2-0. Begitu juga di Liga Champions mereka kembali kalah saat bertandang melawan Bayern Munchen. Roma pun mulai tertinggal dengan Juventus di Serie A.
Roma kembali ke track positif setelah mengalahkan Torino, Atalanta dan Internazionale. Sayangnya pada laga berikutnya di giornata 14, Roma hanya mampu meraih satu poin dengan susah payah hasil dengan skor 2-2 melawan Sassuolo, Adem Ljajic berhasil menyelamatkan Roma dari kekalahan dengan dua golnya di menit-menit akhir. Setelah melawan Sassuolo, Roma kembali ke ajang Liga Champions ditengah pekan. Roma menghadapi Manchester City di laga pamungkas grup E namun Roma gagal lolos ke babak knock out 16 besar setelah kalah 0-2 di kandang sendiri. Roma pun harus turun ke kompetisi Europa League. Setelah terlempar dari Liga Champions, Roma kembali ke Serie A dan menutup tahun 2014 dengan memperoleh satu kemenangan melawan Genoa melalui satu gol indah dari Radja Nainggolan dan harus puas mendapat satu poin setelah gagal memenangkan laga melawan AC Milan.
Tahun 2015 dengan semangat untuk mendapatkan gelar Serie A, Roma merekrut pemain-pemain baru untuk memperkuat tim. Mereka membawa Seydou Doumbia dan Victor Ibarbo untuk menggantikan peran Mattia Destro yang kurang memuaskan sebelumnya, Destro pun dipinjamkan ke AC Milan. Roma mengawali tahun 2015 dengan kemenangan melawan Udinese melalui gol tunggal Davide Astori yang tipis melewati garis gawang Udinese. Di giornata 17, Roma harus menghadapi rival sekota yaitu Lazio. Pada laga tersebut Roma hanya mampu meraih hasil imbang 2-2 yang sebelumnya tertinggal 0-2 di babak pertama. Totti menjadi pahlawan setelah mencetak dua gol dan melakukan selebrasi selfie setelah menciptakan gol.
Penurunan performa Roma mulai terlihat setelah itu, mereka mulai kesulitan mencetak gol dan harus meraih hasil imbang melawan tim-tim yang diatas kertas dibawah mereka seperti Palermo, Fiorentina dan Empoli. Bahkan di babak 16 besar Coppa Italia, Roma kesulitan melawan Empoli dan harus melewati babak extra time. De Rossi berhasil memenangkan Roma dengan skor 2-1 setelah berhasil mengeksekusi pinalti di penghujung babak. Tetapi di babak 8 besar Coppa Italia Roma harus mengakui kemenangan Fiorentina dengan skor 0-2 dan melupakan untuk meraih gelar ke-10 di kompetisi tersebut. Penurunan performa ini disebabkan karena banyaknya pemain yang cedera dan Gervinho yang menjadi andalan di lini depan juga harus membela Pantai Gading di Piala Afrika. Dengan tim seadanya Roma kembali meraih kemenangan 1-2 melawan Cagliari, dua gol tersebut berasal dari Adem Ljajic dan Leandro Paredes. Pertandingan melawan Cagliari sangat berkesan bagi Daniele Verde karena pertama kalinya dia dipasang sebagai starter dan berhasil menyumbang dua assist.
Roma masih belum menemukan tren baik setelah kemenangan tersebut, Roma kembali meraih rentetan hasil imbang yaitu melawan Parma, Hellas Verona, Juventus dan Chievo. Mereka semakin tertinggal dengan Juventus dengan selisih 11 poin. Di ajang Liga Europa Roma berhasil mengalahkan wakil Belanda Feyenoord Rotterdam dengan skor 1-2 setelah sebelumnya bermain imbang 1-1 di kandang. Agregat pun menjadi 3-2 dan Roma berhak lolos ke babak 16 besar. Sayangnya Gervinho mendapat perlakuan rasis saat bertandang ke Rotterdam tetapi Gervinho dapat membalas hal tersebut dengan satu gol penentu kemenangan.
Hasil baik di Liga Europa tidak berimbas di kompetisi Serie A. Roma yang tertinggal dengan Juventus di klasemen harus menerima kekalahan pahit melawan Sampdoria 0-2 dan tertinggal 14 poin dengan Juventus yang mengoleksi 64 poin. Roma kembali kalah pada laga di Liga Europa melawan Fiorentina dengan skor 0-3 dengan agregat 1-4. Roma pun harus tersingkir di kompetisi tersebut. Musim ini bisa dikatakan Roma tidak dalam performa terbaiknya. Roma gagal mempertahankan skuad terbaik musim kemarin akibat cederanya pemain seperti Strootman, Castan dan Maicon. Beberapa pemain baru tidak menunjukkan kualitas terbaiknya, apalagi Roma gagal mendapat Mochammed Salah yang malah bermain bagus untuk Fiorentina. Francesco Totti pun semakin dimakan usia dan tidak bisa bermain penuh di setiap pertandingan.Strategi Rudi Garcia yang monoton di setiap pekannya seolah kehilangan akal untuk menciptakan strategi baru membuat Roma selalu gagal menembus pertahanan lawan, kursi kepelatihan Garcia mulai terancam karena dia ditargetkan minimal finis di posisi kedua untuk mendapat tiket otomatis ke fase grup Liga Champions musim depan. Mau tidak mau Garcia harus menunjukkan kualitasnya seperti musim kemarin yang mampu finis kedua dan lolos ke Liga Champions.
Roma kembali ke Serie A dengan tekad baru yaitu mempertahankan posisi kedua yang perlahan mulai diincar oleh Lazio. Lazio yang tidak ingin tertinggal meraih serangkaian hasil positif sehingga mereka hanya tertinggal satu poin dari Roma. Di giornata 28, Roma meraih kemenangan tipis melawan Cesena melalui gol tunggal Daniele De Rossi dan kembali menang 1-0 melawan Napoli melalui gol Miralem Pjanic. Kemenangan melawan Napoli menjadi yang pertama di kandang setelah 4 bulan puasa kemenangan di Stadion Olimpico, terakhir Roma menang di kandang yaitu melawan Internazionale dengan skor 4-2.
Di pekan 30 melawan Torino, Roma bertekad meraih hasil positif sayangnya gol pinalti dari Alessandro Florenzi dibalas oleh gol kontroversial Maxi Lopez karena sebelumnya bola tersebut sempat melewati garis samping gawang tetapi wasit mengesahkan gol tersebut. Roma pun harus puas dengan satu poin. Di laga lain Lazio menang melawan Empoli dengan skor 4-0, hasil ini membuat Lazio mengkudeta Roma di posisi kedua dengan 58 poin dan berselisih satu poin dengan Roma yang mengoleksi 57 poin. Di pekan berikutnya Roma kembali meraih hasil seri 1-1 melawan Atalanta, bahkan Roma harus mengakui kemenangan Internazionale 2-1 setelah gol Radja Nainggolan dapat dibalas oleh Mauro Icardi di menit-menit akhir pertandingan.
Pekan 33 Roma bertandang menghadapi Sassuolo di tengah pekan, Rudi Garcia untuk pertama kalinya memasang tiga penyerang Doumbia-Gervinho-Ibarbo. Trisula ini terbukti mampu memecah kebuntuan di menit awal. Sundulan Seydou Doumbia tidak mampu dibendung kiper Sassuolo. Gol ini merupakan gol debut Doumbia setelah berseragam AS Roma. Tidak lama kemudian Ale Florenzi melakukan shooting keras dan skor menjadi 0-2. Kemenangan Roma ditutup gol Miralem Pjanic yang menerima umpan matang dari Gervinho. Skor akhir 0-3 untuk kemenangan AS Roma. Pekan berikutnya Roma menghadapi Genoa masih dengan formasi yang sama melawan Sassuolo. Roma berhasil membuka skor dari backpass bek Genoa yang mengarah ke Doumbia dan dengan matang mampu dikonversi menjadi gol. Di akhir pertandingan Roma menutup kemenangan 2-0 melalui aksi solo run Ale Florenzi dari tengah lapangan yang tidak mampu terkejar bek lawan. Beberapa jam berikutnya Lazio tidak mampu mengalahkan Atalanta dan berbagi skor 1-1. Roma pun kembali naik ke peringkat 2 dengan 64 poin berada dibawah Juventus yang sebelumnya sudah mengunci gelar Scudetto setelah mengalahkan Sampdoria 1-0.
Di pekan 35, Roma harus menghadapi tim yang sedang terpuruk yaitu AC Milan. Roma harus menelan kekalahan 2-1 di San Siro. Bahkan Mattia Destro yang merupakan pemain pinjaman Roma ikut menciptakan gol ke gawang Morgan De Sanctis. Tapi posisi kedua klasemen masih dikuasai Roma setelah Lazio juga kalah 1-2 melawan Internazionale. Setelah itu pada pekan 36 Roma bertanding melawan Udinese. Roma diharapkan meraih kemenangan setelah Lazio menang tipis melawan Sampdoria 1-0 satu hari sebelumnya. Pada pertandingan tersebut Roma berhasil mengalahkan Udinese dengan skor 2-1 melalui gol Radja Nainggolan dan Vasilis Torosidis. Dengan hasil ini Roma mengamankan posisi kedua klasemen dengan 67 poin .
Pekan yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Roma menghadapi Lazio di pekan 37. Laga bertajuk Derby Della Capitale ini berlangsung sengit dan bertahan tanpa gol di babak pertama. Lazio yang sebelumnya ditengah pekan harus menghadapi Juventus di Final Coppa Italia terlihat kelelahan dibabak kedua. Roma berhasil membuka gol dari Juan Iturbe. Tetapi beberapa menit kemudian Djarkovic mampu membalas beberapa menit setelah itu. Lima menit sebelum bubar Roma yang mendapat tendangan bebas mampu memanfaatkan peluang, bola sepakan Miralem Pjanic mampu diselesaikan Mapou Yanga-Mbiwa dengan heading yang tidak mampu dijangkau Marchetti. Roma berhasil menutup dengan skor 1-2. Hasil ini membuat Roma finis diposisi kedua klasemen dengan 70 poin yang tidak mampu lagi dikejar Lazio diposisi ketiga karena hanya tersisa satu laga lagi.
Di laga terakhir melawan Palermo, pasukan Rudi Garcia lebih memilih memainkan pemain-pemain yang jarang diturunkan seperti Nicolas Spolli dan Federico Balzaretti yang absen lama akibat cedera. Roma harus mengakui keunggulan keunggulan Palermo 1-2. Di laga tersebut Francesco Totti membuat sebuah gol yang membuat koleksi golnya bersama AS Roma menjadi 299 gol selama 23 tahun karirnya berseragam merah kuning. Â Hasil ini tidak merubah posisi Roma yang finis di peringkat kedua dengan 70 poin hasil dari 19 kemenangan 13 hasil seri dan 6 kekalahan. Roma mencetak 53 gol sepanjang musim dan 31 kali kebobolan. Dengan hasil ini Roma berhak berlaga di fase grup Liga Champion musim 2015/2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H