Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Membayar dengan KRIS

21 September 2024   14:17 Diperbarui: 21 September 2024   15:33 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: freepik.com

"Eyang pulang. Bawa apa, Eyang?" Cahayu berlari-lari menuju ke arah neneknya datang.

"Roti? Ayu suka sekali!" katanya sambil menerima bungkusan berisi tiga potong roti.

"Eh, Ayu. Tanya dulu, roti itu untuk siapa? Siapa tahu untuk Om Akbar, weee ...!" ledek sang paman, saudara ayahnya yang paling kecil.

"Untuk Ayu. Iya, kan, Eyang?" jawab Ayu sambil menoleh ke arah kakek neneknya.

Kakek dan nenek Cahayu hanya tersenyum dan menganggukkan kepala.

Gadis kecil bernama Cahayu itu segera membuka bungkusan roti bertuliskan merek sebuah Bakery. 

"Om Akbar dikasih, Kak!" Mama Cahayu memintanya untuk membagikan bungkusan roti lainnya.

Ketika cucu dan dan anak-anaknya menikmati roti, Pak Eko dan istrinya, tiba-tiba tertawa. 

"Ngapo, Yah?" tanya anak sulung keheranan.

"He ... he ... tanya Ibu, tuh!" kata sang kakek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun