Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kopi Kupu-Kupuku

11 Juli 2024   21:12 Diperbarui: 11 Juli 2024   22:44 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kopi Kupu Kupuku

Kopi Kupu Kupuku
Tinggal Satu
Kopi Lebak hitam
Hadiah dari Neng Aam

Kopi Kupu Kupuku
Tinggal satu
Hendak kuseduh
dengan rasa rindu penuh

Air kujerang
Kutunggu hingga matang
Saatnya kuseduh
dengan rasa rindu penuh

Kopi Kupu Kupuku
Matang sempurna
Kupadu dengan sesendok
aren madu


Kopi Kupu Kupuku adalah kenangan
Setiap seruput mengelana ke tanah Kujang
Kopi Kupu Kupuku
Tanda persahabatan

Musi Rawas, 11 Juli 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun