Di grup WA sekolah ada pesan bahwa beberapa teman lama ada yang mau mudik lebaran. Wah, seru nih, bakal bertemu teman lama di hari lebaran. Lalu, pesan berikutnya terbaca: Agendakan buka bersama, Coy!.
Ya, mereka mudik pasti masih suasana puasa Ramadan. Masih tersisa beberapa hari menjelang lebaran. Selain itu, momen bertemu teman lama amat langka. Jadi, senyampang ada kesempatan bertemu, wajar apabila mereka mengajak buka bersama.
Buka Bersama, Bagaimana sih Konsepnya?
Sesuai namanya, buka bersama, ya buka bersama-sama. Itu konsepnya.Â
Di rumah, selepas Ashar, si ibu memasak makanan dan menghidangkannya menjelang waktu berbuka tiba. Lalu, ketika terdengar Azan atau tanda lainnya, anggota keluarga membatalkan puasa bersama-sama.Â
Setelah menunaikan salat Maghrib dilanjutkan dengan makan makanan berat bersama-sama, itulah buka bersama. Dalam hal ini buka bersama keluarga.Â
Jika dilakukan sendirian, misal di tempat kos, atau di meja makan rumah makan tanpa ada teman maka bukan buka bersama, melainkan berbuka puasa sendirian.
Lalu, jika ada teman lama mengajak berbuka, konsepnya bagaimana? Ya, sama saja. Hanya tempat dan suasana saja yang berbeda. Jika dengan anggota keluarga susana kebersamaan biasa-biasa saja meskipun keakraban dan kebersamaan tetap terlihat dan terjaga. Nah, dengan teman lama tentu ada unsur tambahan, kangen dan terbayang akan keseruannya.
Buka Bersama Teman Lama itu Oke, Asal ....
Dalam konteks yang diceritakan pada awal tulisan ini, buka bersama teman lama yang akan pulang menjelang Lebaran, menurut saya oke-oke saja.
Bayangkan, teman lama yang dahulu mungkin akrab, teman ngopi, ngerumpi, dan nongki (menongkrong), kali ini mau pulang. Jelas sesuatu banget, artinya ada momen istimewa dan memiliki beberapa hal yang menguntungkan.
Yang pertama, tentu ajang silaturahmi. Jalinan persahabatan yang pernah ada dan terpisah karena jarak bakal terjalin kembali. Tentu suasana akrab sangat mungkin terjadi.