Jam di dinding menunjukkan pukul 23.00 waktu Indonesia barat. Cukup larut, tapi tidak bagi lelaki yang jemari tangannya tidak lagi utuh menghitung sisa masa kerjanya sebagai pegawai negeri sipil.
Ia menatap layar komputer portabelnya tanpa berkedip. Sesekali dibetulkan letak kacamata plusnya agar lebih awas melihat layar.
"Mengapa baru kali ini kalian mempermasalahkan. Mengapa tidak dari awal. Atau saat itu belum ketemu?"Â
Lelaki itu menghela napas. Ia bergumam karena ia mendapat pesan WA yang masih terpampang jelas di layar maupun di hapenya.Â
Pakde, arti Pecinta dan Pencinta
Tulisan kolega si lelaki tua itu mengiringi gambar tangkapan layar yang menjelaskan perbedaan kata pencinta dan pecinta.
Kedua pencinta literasi itu berdialog melalui media penyampai pesan, WA.
Gusar, lelaki itu meninggalkan layar WhatsApp Web-nya lalu membuka KBBI VI Daring. Ia mengetikkan kata 'pecinta'. Ia menemukan makna bahwa pecinta memiliki makna orang yang bercinta.
Lalu, lelaki itu pun mengetikkan kata 'bercinta' pada kolom pencarian. Muncul dua makna di layar, yaitu menaruh (rasa) cinta dan bersetubuh atau bersanggama. Lalu ia mengetik sebuah pertanyaan.
Apa yang keliru, Bu?
Lalu ia menambahkan.