Pagi ini, 14 Februari 2024 cuaca tidak begitu cerah. Ada rintik kecil bagaikan kabut menitik. Meskipun demikian, jalan aspal di kampung masih kering. Demikian pula bajuku tidak basah.
Hari ini, aku libur. Sekolahku libur. Instansi libur. Bahkan, banyak warung dan toko yang tidak buka. Hari ini hari pemungutan suara Pemilu 2024. Saatnya para warga yang terdaftar memberikan suaranya.
Setelah sarapan pagi, lebih kurang pukul 08.30 WIB kami bertiga keluar rumah menuju TPS (Tempat Pemungutan Suara). TPS 006 Desa D. Tegalrejo, kecamatan Tugumulyo, adalah TPS yang kami datangi sesuai Surat Undangan yang diberikan anggota KPPS dua hari lalu.
Aku, ibu negara (istri tercinta), dan bungsu berangkat bersama. Sementara dua anak perempuan lainnya tidak ikut mencoblos calon legislatif karena mereka tidak pulang dan aku tidak mengurus kepindahan.Â
Tempat pemungutan suara itu hanya berjarak tidak lebih dari enam rumah dari tempat kediaman kami. TPS yang dikomandani Suyadi, S.Ag. itu berada di depan rumah sang ketua. Di sana sudah mengantre para warga yang hendak memberikan suara.
Tiga lembar surat undangan kami berikan kepada petugas. Ibu negara menuju kursi tunggu bersama para ibu yang datang lebih dahulu. Sementara, aku memilih duduk di kursi yang ada di teras rumah sang ketua.
Terlihat surat suara masih menggunung di meja ketua KPPS. Namun demikian, satu per satu surat suara diambil oleh para pemilih yang dipanggil dan dipersilakan petugas untuk memberikan suaranya di dalam bilik suara.
Aku megamati aktivitas petugas dan warga yang datang silih berganti. Para pengunjung terlihat gembira. Sesekali terdengar joke-joke bernada lucu yang membuat tertawa warga yang duduk mengantre di ruang  tunggu maupun warga yang berdiri di luar pagar TPS.
Hampir satu jam aku menunggu, ketika tiba-tiba ada pangilan dari petugas.
"Akbar Alhuda!"