Selesai sudah tulisanku di Kompasiana dan diterbitkan. Tautan artikel pun aku sematkan menjadi status di media sosial, termasuk Facebook. Tulisan itu tentang berita lelayu. Salah seorang teman meninggal. Cukup mengejutkan.
Tidak seperti WhatsApp, Facebook di hape jarang sekali kubuka. Aku hanya membuka Facebook jika laptop kunyalakan. Oleh karena itu, aku tidak tahu jika ada kabar di kolom komentar.
         Mas, ada komentar tuh di FG. Dompet anak njenengan hilang dan ditemukan seseorang.Â
Teman di Grup WA mengirimkan tangkap layar sebuah komentar pada salah satu postingan.
         Oya, Mbak. Aku segera ke sana. Thanks, ya!
Aku membalas, kemudian segera membuka FB dan benar! Ada komentar dikirim seseorang yang belum menjadi teman.
Selamat pagi pak,mohon maaf saya mau tanya apa bapak punya anak yang bernama Rahmanita Utami Sanjaya? Saya menemukan dompet beserta isi nya, saya berniat untuk mengembalikannya pak
Serr .... Berdesir darah ini membaca postingan tersebut. Lalu, ada peringatan pada kolom pesan. Ternyata orang tersebut menelepon melalui Messenger. Aku tidak tahu sehingga panggilan itu tidak terjawab.
Berkecamuk rasa dalam dada. Akan tetapi nada lembut dalam kalimat si pengirim agak mengendurkan rasa curiga. Maklum, banyaknya kasus penipuan di media sosial membuat aku tidak gampang percaya.
 Maaf, saya tidak dengar.
Boleh dikasih tahu dompetnya seperti apa?
Tanpa menunggu lama, si pengirim pun menjawab.
dompetnya warna pink
Ada sedikit amarah di dada. Aku pun segera menelepon Rahma. Lama tidak diangkat. Beberapa saat aku mencoba menghubunginya kembali dan tersambung.
"Halo ...!"