Paguyuban Republik Ngapak Musi Rawas dan Lubuklinggau, Sumatera Selatan adalah paguyuban yang beranggotakan warga keturunan suku Jawa berbahasa dialek "Ngapak". Tidak hanya di dunia maya, dalam kehidupan nyata mereka terlihat kompak. Kompak dalam keadaan suka gembira seperti pada acara syukuran, hajatan, dan kegiatan bernuansa gembira lainnya.Â
Pun dalam keadaan duka seperti sakit atau kematian, warga paguyuban senantiasa kompak. Mereka bahu-mambahu membantu dan meringankan beban yang dirasakan. Sebagai anggota, saya sudah merasakan. Ketika istri saya dirawat di rumah sakit, teman-teman datang menjenguk dan memberikan dorongan semangat.Â
Kali ini, kekompakan dan solidaritas warga diuji. Apakah kekompakan itu hanya milik anggota paguyuban ataukah dapat dirasakan oleh 'keluarga' yang tidak berkaitan langsung dengan organisasi.Â
Pagi ini, 25 januari 2023, seorang tenaga medis yang juga warga paguyuban, Kang Nanang, mengabarkan bahwa di rumah sakit tempat beliau bekerja terbaring sakit seorang ibu yang hendak melahirkan anak ketiga.Â
Sang ibu akan melahirkan anak ketiga. Keluarga tersebut adalah keluarga yang terlantar karena mereka ditodong dan dirampok sehingga harta benda habis tidak tersisa. Keluarga tersebut, sang ibu berasal dari Kebumen sedangkan sang ayah berasal dari Batam.
Demikian pemberitahuan Kang Nanang yang ia sampaikan dalam bahasa Jawa dialek Ngapak.
Kabar tersebut pun segera disimak oleh anggota WAG Musi Rawas dan Lubuklinggau. Pesan suara berseliweran. Akhirnya, sang 'Bupati Ngapak Musi Rawas' menulis pesan:
Gerak cepat Sedulur Ngapak
Jam  09.08 WIB:  laporan Kang Nanang  sekang RSUD Sobirin LLG
- Â Pasien wanita akan melahirkan
- Â Asal Kebumen bersama suami dan 2 anak Balita Umur 8 thn dan 2.5 thn
-  Terlantar di Llg*), dijambret/ dirampok dan sdh lapor  kepolisian
- Â perjalanan menuju Batam Tempat asal Suami
- Â Tdk ada yg tersisa baju dan lainnya, posisi hamil tua
- Â Sedang di tangani medis RS Sobirin