Mohon tunggu...
Susanto
Susanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik, ayah empat orang anak.

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Menjadi Proofreader Tulisan Sahabat Kompasianer

11 Oktober 2022   22:43 Diperbarui: 11 Oktober 2022   22:47 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggunaan tanda koma (Dok. Pribadi)

Segera saya baca secara tuntas. Saya mencoba memahami pesan yang ingin disampaikan. Setelah itu, saya baca kembali. Kali ini saya fokus pada kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Peletakan tanda baca seperti koma, titik, tanda tanya, dan tanda seru yang mestinya digunakan. 

Tulisan itu, saya perbaiki. 

Lalu, kata-kata yang tidak perlu karena pengulangan dalam satu kalimat pun saya luruskan. Kemudian, penggunaan kata hubung, kata sandang, serta partikel yang mungkin belum tepat. Demikian pula kata ganti orang ketiga yang diulang dua kali dalam satu kalimat. Itulah hal-hal pokok yang saya perbaiki.

Hal lain yang saya cermati adalah penggunaan kata seru dan tanda koma. Kata seru seperti: wah, nah, duh, selalu diikuti dengan tanda koma. Jadi, ketika tulisan teman saya pada kata-kata itu belum diberi tanda koma, saya beri tanda koma. Demikian pula penggunaan tanda koma sebelum kata sapaan.

Berikut penggunaan tanda koma sesuai PUEBI yang sudah saya buat menjadi flyer ke-43 untuk memudahkan saya mengingat atau mencari rujukan.

Penggunaan tanda koma (Dok. Pribadi)
Penggunaan tanda koma (Dok. Pribadi)

Setelah mencermati tanda baca, panjang kalimat pun saya pelototi. Kalimat yang baik maksimal berisi 20 kata saja. Jadi, jika dalam satu paragraf hanya satu tanda titik pada akhir kalimat, sementara pada bagian tengah hanya dipisahkan dengan tanda koma, mestinya diperbaiki. Kalimat tersebut seyogyanya dipecah menjadi beberapa kalimat tunggal yang pendek. Selain secara tipografi lebih menarik. Pembaca pun tidak 'ngos-ngosan' menghela napas agar bisa membaca kalimat super panjang itu.

Nah, saya telah bertindak sebagai pembaca, sekaligus penguji baca. Mudah-mudahan tulisannya makin mudah dipahami. Makin baik dari segi tata tulis dan makin berkualitas dari segi ketatabahasaan.

Tulisan siapa, sih? Rasanya, saya cukup menceritakan saja. Proofreader bukan pemilik tulisan. Ia hanya bertindak sebagai penguji baca dan memberi saran perbaikan. Kalau profesional, honor proofreader ternyata lumayan, lo. Saya sih masih amatiran dahulu. Entah sampai kapan.

Musi Rawas, 12 Oktober 2022
PakDSus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun