Saya memiliki beberapa motor. Â Ha ha ..., bukan mampu tetapi butuh. Istri pegang satu, anak pegang satu, dan saya pun demikian. Jalur ke tempat kerja tidak dilalui angkutan umum. Jadi, jika tidak memiliki motor kami akan kesulitan berangkat dan pulang dari tempat kerja. Tiga sepeda motor itu keluaran salah satu ATPM. Sebut saja HONDA.Â
Sepeda motor itu, ada yang dibeli secara kontan maupun kredit. Ketika sepeda motor itu masih baru, wajib diservis di bengkel resmi agar mendapat layanan purna jual. Servis ringan dan ganti oli pada awal-awal memiliki sepeda itu, ongkosnya wajar, tidak terlalu mahal.Â
Agar kondisi sepeda motor tetap prima, menurut saya, servis selanjutnya tetap saya lakukan di bengkel resmi. Sebenarnya, lokasi bengkel resmi tersebut cukup jauh. Lebih kurang 15 kilometer. Meskipun jauh, saya selalu menyempatkan melakukan servis dan ganti oli di bengkel resmi tersebut.
Ketika bengkel masih ramai, bengkel resmi tersebut mempekerjakan seorang karyawan di meja administrasi, sekaligus merangkap pelayanan penggantian suku cadang. Tenaga ahli atau montir yang dimiliki juga lebih dari tiga orang. Meskipun kadang harus antre, pelayanan yang diberikan relatif cepat.
Saat ini, karyawan administrasi dan pelayanan suku cadang langsung ditangani oleh sang owner. Demikian pula si montir. Tenaga mekanik hanya seorang. Setidaknya yang saya lihat pada dua bulan lalu.Â
Mungkin pelanggan mulai berkurang. Bengkel resmi mitra salah satu ATPM itu pun makin menjamur. Banyaknya bengkel resmi serupa hingga ke pelosok desa, mau tidak mau mengurangi omzet dan pelanggan bengkel langganan. Â
Mengapa Memilih Bengkel Resmi?
Selama ini, saya memilih bengkel resmi jika mengganti oli atau servis ringan. Apalagi penggantian sparepart mesin. Saya memilih bengkel resmi agar alat pengganti mendapat jaminan keaslian. Selain itu, peralatan bengkel yang relatif lengkap menjadikan setelan motor seperti setelan pabrik. Ini asumsi saya.
Dua bulan sekali, saya mengunjungi bengkel resmi langanan. Sang owner maupun si montir sudah cukup hapal dan mengenal saya. Sehingga, apabila ada suku cadang mesin yang semestinya harus diganti dikomunikasikan lebih dahulu dengan sangat ramah. Bisa saja saya tidak membawa cukup uang. Dengan memberi tahu dan menanyakan, cukup memberi peringatan.Â
Cukupkah saldo kas di kantong celana saya? Sehingga, alat yang semestinya harus diganti, karena saya tidak membawa dana yang cukup masih tetap dipakai. Meskipun hal itu merupakan standar pelayanan, namun faktor kedekatan ini membuat standar pelayanan tersebut memiliki nilai tambah. Itulah alasan saya memilih ke bengkel resmi jika menyervis kendaraan roda dua saya.
Sejauh ini, harga yang dipatok pun masih wajar, setidaknya menurut saya. Saya pun diberi bukti pembayaran resmi. Seperti rincian servis motor SPACY HELM-IN CW pada bulan Mei lalu.Â