Mohon tunggu...
Susanto Purba
Susanto Purba Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bergerak dari hal kecil..Mendatangkan sebuah perubahan besar..!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Harapan | Ekspektasi Masuk Kampus

20 Januari 2021   21:27 Diperbarui: 20 Januari 2021   21:33 1898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tema : Harapan

Isi        :

Kusimpan kata dalam mata batinku; kubayangkan sebuah kenikmatan duniawi yang hakiki; kupercaya semua akan terjadi; dan segera akan kumulai cerita hidup baru; aku sudah menjadi mahasiswa; hidupku akan berubah mewah.

Aku bersemangat pergi ke pusat kota untuk menggapai mimpi dan pola hidup baru. Serasa semakin dekat impian dan semua harapan itu, kutinggalakan semua cerita pedihku sewaktu pengangguran di kala itu. Masa pengangguran yang membuat aku merasa insecure ketika melihat temanku memposting kehidupan kampusnya yang baru dan bertemu anak kampus yang datang ke desaku.

            Rasa kesepianku kini akan hilang; cita dan cintaku akan berjalan seperti film sinetron yang romantis itu.

Aduhay... begitulah harapan besarku, harapan yang baru saja kugenggam. Harapan adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan. Harapan memang abstrak tapi aku yakin semua itu pasti akan kugapai mimpi. Salahkah aku punya harapan seperti itu?

Salahkan kepercayaanku itu kutaruh ke dalam prinsip hidupku? Dan salahkah jika aku memang sangat mengidamkan hal yang membuat sikap dan pola pikirku berubah?

Aku adalah anak muda berusia 21 tahun, aku adalah harapan bangsa yang harus mempunyai angan setinggi langit. Satu tahun lamanya pengangguran berlalu, hidupku mati suri, hilang akan harapan, dan gelinang air mata di kala itu. Sudahlah cukup saatnya buka lembaran baru di kampus baru.

Aku bukanlah manusia yang sanggup merasakan kesedihan mendalam dengan waktu yang lama, sementara aku melihat kebahagiaan pada anak lain seusiaku, aku ingin seperti itu. Aku bukanlah tipe pria yang sanggup tegar dalam semua situasi yang mampu memberikan semangat dan tawa kepada orang lain tanpa melihat situasi dan cerita dalam diri sendiri. Aku butuh kesenangan yang sebenarnya.

Memang benar adanya bahwa suasana hati sebelumnya yang kujalani memanglah tidak enak sehingga aku berharap kehidupan dan gaya hidup yang lebih menyenangkan agar aku merasa lebih baik dan lebih bahagia.

Namun setelah beberapa waktu lamanya dunia kampus kujalani nyatanya semuanya melelahkan. Aku adalah mahasiswa yang pada tujuanya adalah untuk menuntut ilmu dengan usaha dan jerih payah. Aku tidak boleh meninggalkan kewajibanku sebagai mahasiswa. Belajar dan belajar; tugas dan tugas. Apalagi kampusku ternyata menggunakan kurikulum dengan basis KKNI. Sungguh mengikatku terus di depan layar laptopku. Bahkan keseringan malam waktu tidur dan rebahku hilang di telan awan. Gelap malam menantiku untuk berkencan dengan layar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun