Mohon tunggu...
Susantio Irawan
Susantio Irawan Mohon Tunggu... -

tuk neh, Q add ntar aj dulu . ..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Empowering Economic, an other side of Iedl Qurban

17 November 2010   15:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:32 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12900087341782276059

Dalam moment" Iedl Qurban yang berkah ini, ada baiknya juga bagi saya utk turut meramaikan dan mewarnai nuansa 'mubarak'-nya dlm rupa tulisan. Sebagaimana rekan-rekan sesama muslim lainnya yang lebih dulu meramaikan nuansa Iedl Qurban dg beragam tulisannya di Kompasiana ttg salah satu bentuk ibadah umat muslim yg satu ini, sekiranya tulisan ini jg ditujukan utk hal yg sama. Tapi kali ini saya mencoba mengupas ibadah Qurban dari sisi manfaatnya scr ekonomis. Sebagaimana kita tahu, ajaran Islam sangat menganjurkan umatnya untuk senantiasa menempati sikap saling memberi, mengingatkan dan mengokohkan dlm hal kebaikan, serta sikap saling mengasihi sesama. Dan ibadah Qurban ini lah salah satu bentuk kongkretnya. Sekilas pengetahuan mengenai Ibadah Qurban dpt kita sejenak tengok di id.wikipedia.com/wiki/Qurban, dari situ kita dapat sedikit mengetahui ibadah Qurban begitu sarat dengan suatu 'ikatan historis' sekaligus 'keikhlasan hati' dlm menjalankan segala bentuk perintah ALLAH SWT. Menurut pandangan saya pribadi mengenai manfaat dan tujuan dari ibadah Qurban, bila dilihat dr segi 'filantropis-ekonomis', adl sbb; 1l   Membangun dan menguatkan solidaritas dan rasa empati kpd sesama dlm tatanan hidup sosial. 2l   Turut membantu pemerintah dlm mewujudkan tatanan masyarakat yg adil scr ekonomi (memperkecil jarak kesenjangan sosial). Hal ini dimungkinkan karena segala bentuk ibadah umat muslim yg bersifat 'filantropis', bukan lah untuk tujuan 'consummable' semata. Tapi lebih daripada itu, lebih merujuk kpd upaya "empowering" pihak semua pihak yg terkait. (point ini akan saya kuatkan sekali lagi dengan pemaparan" berikutnya) 3l   Mewujudkan "keadilan protein (gizi)". Untuk point yang satu ini, saya teringat wejangan guru" semasa saya msh duduk di bangku pendidikan MI (Madrasah Ibtidaiyah, SD). Pada masa-masa itu, guru" saya banyak mengungkapkan ibadah Qurban adl salah satu wujud kasih sayang umat muslim kpd sesama. Dimana seorang muslim yg mampu dianjurkan utk membagi kenikmatan suatu bentuk makanan (yg enak lagi bergizi, daging sbg contoh) kpd saudara" mereka yang kurang mampu. Essensi ibadah yang demikian kalo saya lihat amat selaras dengan semangat MDGs (Millenium Development Goals) yg diserukan oleh PBB untuk mencapai suatu tatanan hidup dunia yang "bebas dr kesenjangan gizi". 4l  Lebih lanjutnya, kalo saya lihat, ibadah Qurban juga bermanfaat untuk memperbesar kapasitas/dinamika ekonomi yg berbasis peternakan dengan jalan menyediakan 'besaran pangsa-pasar'nya. Sebagaimana yang kita tahu, ekonomi perternakan (kambing, sapi, dsb) adl suatu bentuk ekonomi masyarakat pedesaan (ekonomi yg pro rakyat, wong cilik). Dengan adanya tradisi Qurban, bentuk ekonomi desa (khususnya yg berbasis perternakan) lebih dimungkinkan untuk tumbuh dan berakselerasi dg sehat. Dimana logika alur ekonomisnya, adl sbb: >>   ibadah Qurban akan meningkatkan permintaan akan products perternakan (kambing, sapi, kerbau, dsb). >>   permintaan product perternakan yg tinggi akan menjaga 'besaran pasar' bagi product" perternakan itu sendiri, maupun harga jual hewan" Qurban tsb (product perternakan; kambing, sapi, kerbau, dsb). >>   dengan harga jual product perternakan yg layak, maka lebih memungkinkan para perternak untuk lebih meng-"empower diri" dlm mengembangkan usahanya. Dan sejauh saya tahu, para perternak (kambing dan sapi) yg berasal dari daerah pedesan pada umumnya memposisikan kegiatan berternak (kambing/sapi) sbg kegiatan tambahan di samping kegiatan bercocok tanam. Dimana para warga desa biasanya memposisikan kambing ataupun sapi sbg tabungan yang bisa dimanfaatkan, baik utk memakmurkan diri (beli motor, renovasi rumah, beli perangkat/perabotan rmh tangga, dsb), ataupun memperbesar kapasitas ekonomi (membeli/memperluas lahan persawahan, misalnya). Jadi dengan adanya tradisi Qurban, suatu bentuk bangun kemakmuran 'ekonomi pedesaan' lebih dapat dicapai. Sampai di sini kita dapat melihat, sesungguhnya ajaran Islam adalah sebuah tuntunan hidup yang akan menghantarkan manusia kpd 'Rochmah' dan kemaslahatan. Dan bilamana Presiden Obama pd pidatonya di Istana Negara (dlm kunjungannya ke Indonesia kemarin, 9/11/'10, seusai Adzan Maghrib), mempunyai 'will' yang besar untuk lebih menjembatani dunia Barat dan dunia Islam, mungkin tulisan ini pun saya tujukan sbg sambut-hangat ajakan tsb. Dan lebih lanjutnya, .. (Beranjak dari tulisan sederhana ini), saya berharap agar pemerintah tiada lagi 'malu-malu' untuk membangun dan memajukan "ekonomi berbasis desa". Saya harapkan tulisan ini dapat memberi sedikit dian penerang dan keyakinan bersama dlm situasi ekonomi yg msh serba membangun ini. Sebuah semangat dan keyakinan kolektif, bahwasanya umat muslim sbg salah satu element sosial bangsa, semenjak jauh hari telah siap berperan aktif dan memajukan pembangunan ekonomi bangsa (tdk hanya meng-'empower' scr ekonomis, tetapi juga turut memberikan ruh/spirit bagi kehidupan bersosial). Semoga kemakmuran dan keadilan ekonomi sebagai bangsa dapat kita capai bersama. Amiiiiin, :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun