Mohon tunggu...
Susanti Lona Silalahi
Susanti Lona Silalahi Mohon Tunggu... -

i'm? who am i? just a girl who want go out from this life to achieve the better life.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suara Hati Rakyat Tertindas: “Dengarlah Aku, Dengarlah Mereka”

24 Maret 2012   10:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:32 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hidup memang panggung sandiwara
Begitu banyak mahluk berpura-pura
Mereka adalah pemimpinku
Pemimpin negeriku yang hampir remuk ini
Mereka mengumbar beragam sukacita
Namun goresan hati tetap tak berhenti melukai hatiku
Hatinya, hati mereka, dan hati kami semua
Dia janjikan kesejahteraan namun yang ada kemelaratan
Dia janjikan kemakmuran namun yang ada kemiskinan
Dia janjikan keadilan namun yang ada ketidak adilan
Ini itu mereka janjikan, tapi apa? Mana?
Semua mereka umbar demi merebut kekuasaan
Siapa yang kuat dialah yang menang
Hei Bung, ini bukan perlombaan
Ini bukan ajang mengumpulkan kekayaan
Ini bukan ajang mencari kekuasaan
Negara ini bukan tempat yang layak untuk itu semua
Ini menyangkut kehidupan rakyat banyak
Ini menyangkut sejengkal perut rakyat yang haus perhatian
Atau mungkin apakah memang kau duduk di kursi pemerintahan,
Hanya untuk membesarkan namamu?
Hanya untuk menuangkan bakatmu menjadi seorang koruptor?
Atau memang kau adalah penghianat Ibu pertiwi?
Maafkan aku mengungkapkan semua ini
Aku dan mereka kecewa melihat pemerintahan kalian
Disini kami menangis, hati kami terluka
Semuanya terasa sangat miris
Kami hanya ingin menuntut hak kami
Dengarlah aku, dengarlah mereka
Kami ingin hidup tenang di negeri ini
Ini negara hukum bukan?
Tapi kenapa hukum itu tidak kau tegakkan?
Justru kau beli, kau uangi
Kau bilang kita satu, tapi dimana letak kesatuan itu?
Ah Tuhan…sangat banyak yang ingin ku goreskan
Sangat banyak yang ingin ku ungkapkan
Negeriku kacau Tuhan
Ibu pertiwiku merintih kesakitan
Anak – anaknya berteriak
Ingin agar Ibunya segera pulih
Tapi teriakan itu tak didengarkan
Seakan berteriak di sebuah gua
Suara itu memantul, suara itu hanya bisa kembali
Saat ini kami hanya bisa berharap
Tuhan menjamah negeri ini
Tuhan pulihkan negeri ini
Dan semoga masih ada pemimpin diluar sana yang mau mengubahnya
Sesungguhnya itu yang kami rindukan
Dengarlah aku, dengarlah mereka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun