Menjelang bergantinya Ramadhan menuju 1 Syawal 1436 H, masih ada undangan buka puasa bersama. Bagi saya undangan bertema “Ngabuburit ala Penulis” ini sangat menarik. Dalam kegiatan ini ada pemaparan mengenai ilmu menulis novel dan cara promosi buku, yang dipaparkan Sari Agustia, penulis novel Love Fate, Le Mariage, terbitan Elex Media Komputindo Kompas Gramedia.
Sebagai penulis yang sudah menerbitkan buku, biasanya ada penerbit atau editor yang melirik, meminta tulisan. Dan hal tersebut kadang bertentangan dengan harapan, impian, idealisme, dan dunia keseharian penulis yang memiliki bidang pekerjaan lain.
Untuk menuntaskan kepenasaran, saya pun menanyakan hal tersebut “Bagaimana jika setelah ini ada order dari penerbit lain untuk menulis buku dengan genre yang lain? Horor, misalnya. Apakah akan diterima atau konsisten menulis novel serupa Love Fate, bertema cinta yang diperuntukkan bagi usia 25 tahun ke atas.”
“Saya menulis apa yang saya ketahui,” jawab penulis yang sekarang tinggal di Aachen, Jerman, dan saat ini sedang liburan di Indonesia.
Jawaban tersebut mengingatkan saya terhadap apa yang diungkapkan Kang Pepih Nugraha saat munggahan K-Bandung di Pesantren Babussalam.
[caption caption="Presentasi Prinsip Menulis Ala Pepih Nugraha. Dok.SusantiHara atas izin Kang Pepih saat acara Munggahan"][/caption]
Menurut Kang Pepih, prinsip menulis ada 2, yaitu: apa yang kita kuasai dan apa yang kita sukai. Dan hal tersebut memang sesuai sekali dengan apa yang dialami sekaligus dipraktikkan penulis yang telah menuntaskan pendidikan terakhirnya di Institut Teknologi Bandung ini.
Begitu tahu karyanya akan terbit, maka Tia, panggilan akrab penulis Love Fate, gencar melakukan promosi pre terbit, berupa;
1. Pasang status buku
2. Bikin trailer buku
3. Beri giveaway