Pernah punya pengalaman kurang menyenangkan di grup Whatsapp (WA)? Jika pernah, berarti serupa dengan saya.Â
Di satu grup kepenulisan di WA, yang awalnya, katanya untuk belajar dan sharing mengenai kepenulisan, ternyata isinya ajang saling menjodohkan. Begitu buka grup WA satu itu langsung 1.000 percakapan. Waw, mengesankan! Seharusnya demikian. Namun, justru mengesalkan bagi saya. Yeileh, tujuan saya di situ kan serius untuk tahu lebih dalam mengenai kepenulisan. Akhirnya saya pun menggerakan tangan untuk keluar dari grup tersebut.
Lantas, mendapatkan beberapa curhatan serupa, saya dan beberapa teman berinisiatif mengadakan grup khusus kepenulisan di WA khusus muslimah. Subhanallah, benar-benar lebih terarah. Meski kita memasang peraturan super ketat, tapi anggotanya bisa bekerja sama dengan baik.
Grup tersebut kita namakan "Hujan Karya". Sangat diluar dugaan karena grup itu berisi dari berbagai profesi, kalangan, dan daerah. Bahkan, tak sedikit yang tinggal di luar negeri (India, Arab, dan Taiwan). Uniknya lagi, profesi mereka berbeda, ada blogger, content writer, calon tahfidz, mahasiswa, ibu rumah tangga, dan profesi lainnya.
Hari ini, saya sharing mengenai "Cermin Diri" untuk menjadi seorang penulis. (Cerita lengkapnya bisa dibaca di: http://susantihara.blogspot.co.id/2016/06/bagaimana-cermin-dirimu.html) Â Sederhana sebenarnya mengenai cermin diri ini bagi seorang penulis. Saya pun memberikan tugas yang bagi saya sangat mudah karena tinggal menuliskannya.Â
Tugas itu berupa menuliskan transformasi kesuksesannya menulis selama Ramadhan, yang terdiri dari:
1. Apa indikator keberhasilannya menulis selama Ramadhan 1437 H ini?
2. Kendala apa saja yang dimiliki untuk mewujudkan impian menjadi penulis?
3. Usaha apa saja yang sudah dilakukan untuk mewujudkan karya menjadi kenyataan?
4. Bagaimana jika mengatasi semua kendala atau hambatan mewujudkan karya?
5. Apa yang akan dilakukan ketika karya benar-benar terwujud? Dan apa yang akan dilakukan jika karya belum terwujud?